Kenapa Sih, Orang Sulit Menerima Masukan?
Kadang, kendala saat memberi masukan adalah soal gaya komunikasi. Ada yang menyampaikan biasa-biasa saja, ada yang cenderung keras, bahasa yang tidak jelas, dan jauh dari topik yang dimaksud.Â
Dari sisi penerima saran, tidak jarang ditemui hambatan yang membuat seseorang sulit menerima masukan. Biasanya, orang cenderung bersikap bertahan (defensif) dan mengedepankan egonya. Apalagi kalau perilaku itu berulang sulit berubah: Kebiasaan defensif atau menolak masukan menjadi siklus yang sulit diubah tanpa kesadaran diri.
hambatan-hambatan ini umumnya berkaitan dengan ego pribadi, rasa nyaman, dan kebiasaan mental yang membentuk cara seseorang merespon masukan.
Orang langsung berpikir negatif dan merasa terancam harga dirinya sehingga cenderung menolak masukan karena menganggap orang sedang mengkritik dirinya secara pribadi.Â
Hambatan lain adalah orang sering merasa sudah tahu lebih banyak atau lebih baik. Akibatnya, orang yang memberi masukan dianggap lebih rendah dari dirinya, tidak kompeten, dan sebagainya. Hal ini sering terjadi ketika bawahan memberi masukan kepada atasannya.Â
Baca juga:Â Respon Atas Perbuatan Baik dan Buruk: Antara Penghargaan dan Penolakan
Masukan seringkali menuntut penyesuaian atau perubahan. Inilah yang membuat orang yang diberi masukan merasa takut terhadap perubahan itu karena sudah merasa nyaman. Maka, ia akan mengupayakan banyak cara untuk terus mempertahan zona nyaman tersebut.
Ada banyak pribadi yang tidak mau mendengarkan dengan aktif. Pribadi seperti ini cenderung bersikap tertutup atau kurang fokus dalam menerima masukan.
Nah, mencermati semua hal ini, saya jadi tahu, mengapa saran seringkali harus berhadapan dengan benteng. Begitu juga ketika sudah berada ditengah kepungan saran, masukan, dan kritik, begitu sulitnya membuat perubahan yang lebih baik.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI