Bahkan SBY menyebut mereka adalah para pejabat yang memiliki integritas dan tidak mengetahui adanya gerakan kudeta.
Namun SBY tidak mengubah sikap partai yang menuding Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko terlibat dalam upaya kudeta tersebut, walaupun telah dibantah olehnya.
Dengan adanya campur tangan SBY berarti telah memperingan AHY dalam mengatasi permasalahan internal partai.
Apabila ia melakukan konsolidasi organisasi dan partai menjadi solid baik di tingkat pengurus pusat dan daerah, maka tidak perlu khawatir adanya upaya kudeta dari luar.
Toh semua sudah diatur oleh AD/ART PD bahwa pergantian Ketua Umum sebelum masa jabatan berakhir hanya dapat dilakukan melalui Kongres Luar Biasa (KLB).
Dalam KLB diatur pada bab IX pasal 100 Anggaran Dasar PD ayat 3 yaitu KLB dapat digelar atas permintaan Majelis Tinggi partai. KLB juga bisa diusulkan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah DPD dan 1/2 jumlah DPC.
Selanjutnya KLB harus diusulkan dengan alasan yang jelas dan penyelenggaraan KLB dilakukan oleh pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat.
Bagaimanapun juga AHY sedang diuji kapasitasnya sebagai seorang pemimpin partai, jika ia gagal kemungkinan kariernya sebagai politikus meredup.
Untuk itulah sang ayahanda mempunyai beban moral dan harus turun gunung untuk membantu putra sulungnya yang tampak kedodoran menghadapi ulah para senior partai yang penuh trik dan intrik.
SBY ingin pengaderan terhadap putranya berjalan mulus, syukur-syukur dapat mengikuti jejak presiden pertama Soekarno yang melahirkan seorang presiden, Megawati Soekarno Putri. (KB)
Rujukan:
1. Merdeka.com
2. Tribunnews.com