Di otaknya termeterai saya harus menyiapkan dana dalam jumlah tertentu untuk mendapatkan jabatan yang diinginkan, bukan saya harus meningkatkan kinerja dan mengembangkan kemampuan agar siap menerima jabatan yang lebih tinggi.
Menyikapi Uang
Uang telah menjelma menjadi tuan yang diagung-agungkan, seluruh hidup tersita untuk menimbun rupiah sebanyak-banyaknya karena dengan uang dapat meningkatkan status hidup dan nilai diri.
Tidakkah orang memandang dari apa yang melekat di raga ini? Apa yang orang kenakan, gunakan dan jabatan yang melekat. Kalau Anda menghadiri suatu acara dengan berjalan kaki dan pakaian yang sederhana, bisa jadi para petugas di bagian depan akan memandang dengan sebelah mata.
Tapi coba Anda mengenakan pakaian rapi, dengan jari-jari mengkilap bak si 'HPH' dan arloji bermerek dan turun dengan mobil mewah dapat dipastikan akan disambut dengan sangat antusias oleh para petugas frontliners.
Fakta-fakta itu yang membuat manusia terbius oleh wanginya uang yang sanggup menyentuh dinding-dinding otak dan mengatakan 'saya harus punya uang banyak demi harga diri dan gengsi', lalu kita sudah dapat menerka tindakan apa yang akan ia lakukan.
Ya, pasti akan bekerja secara membabi buta, menghalalkan segara cara, menabrak norma yang ada, mengesampingkan hal lain yang tidak berhubungan dengan upaya menjadi kaya, sehingga di dalam perkembangannya tidak sedikit orang ingin mencapai kebebasan keuangan (Financial Freedom).
Financial Freedom
Kebebasan keuangan diterjemahkan secara bebas adalah orang yang mencapai pada suatu keadaan tertentu, dan sudah terbebas dengan keuangannya karena seluruh kebutuhan hidup dapat ditanggung oleh aset yang dimilikinya tanpa harus bekerja.
Bahkan ada seorang pengusaha dan motivator kondang yang mengatakan orang disebut telah mencapai kebebasan finansial apabila seluruh kebutuhan hidup keluarganya, telah di cukupi dari bunga melalui bunga yang diperoleh dari aset atau simpanan yang ia miliki. Dengan kata lain ia di cukupi dari 'cucu' simpanan yang ada.
Misalnya kalau kebutuhan seluruh hidup seluruh keluarga (kebut sehari-hari, belanja, studi, rekreasi, hobi dan sebagainya) adalah seratus juta rupiah per-bulan, maka ia harus punya simpanan sebesar tiga puluh milyar.Â