Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Transformasi Rajawali, Proses Menyakitkan Demi Kebaikan

25 Mei 2020   22:02 Diperbarui: 15 Januari 2021   14:46 9018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Ilustrasi Rajawali by Pixabay.com

Pelajaran ke-2, apapun juga baik keterampilan atau keahlian dibutuhkan latihan dan proses belajar, tanpa latihan dan proses belajar kita tidak akan mendapatkan keterampilan atau keahlian. Kalau kita ingin maju harus selalu menambah wawasan baik belajar dari buku, pelatihan, seminar, mengikuti program sertifikat, sertifikasi keahlian dan sebagainya.

Rajawali Dewasa

Setelah burung rajawali bisa terbang, dia akan dilatih induknya untuk mencari mangsa, awalnya anak-anaknya di dampingi oleh induknya dan apabila sudah bisa mencari makan sendiri maka setiap pagi sang induk akan mematuk-matuk anak-anaknya mengusir supaya keluar dari sarang dan mencari makanan sendiri.

Pelajaran ke-3, seperti halnya manusia ketika telah menyelesaikan sekolah dan beranjak dewasa, maka harus bekerja secara mandiri dan tidak bergantung lagi pada orang tuanya. 

Dia mulai merencanakan masa depannya, bekerja dengan sungguh-sungguh, menabung dan mulai mencari pasangan hidup. Dan kelak akan meninggalkan orang tuanya yang selama ini mendidiknya, dan membangun rumah tangga sendiri. Perlu disiplin dan tanggung jawab sejak di bangku sekolah sampai bekerja, sehingga pada waktu menikah, pondasi rumah tangga menjadi kuat.

Rajawali Tua

Ketika burung rajawali mencapai umur empat puluh tahun kondisi fisiknya mulai menurun, ditandai dengan paruhnya yang mulai retak dan bengkok sehingga mengalami kesulitan untuk mematuk. 

Bulunya mulai tebal dan menghambat untuk terbang dan kuku-kuku kakinya sudah tidak tajam lagi, yang menyebabkan tidak kuat untuk mencengkeram mangsa. 

Dalam fase ini pilihan hanya dua tetap bertahan dengan kondisi yang lemah dan menunggu kematian atau bertransformasi / berubah dan dapat mencapai umur tujuh puluh tahun.

Apabila pilihan transformasi maka burung rajawali akan bersemedi atau berdiam diri membuat sarang baru di tebing yang tinggi supaya aman, dia mulai mematuk-matukan paruhnya di batu sampai paruhnya terlepas. 

Setelah paruhnya tumbuh kembali, maka dia akan mulai mencabuti kuku-kukunya, dan akan tumbuh kuku-kuku yang baru. Dan setelah kuku-kuku baru tumbuh maka dia mulai mencabuti bulu-bulunya sampai habis, dan menunggu bulu-bulu baru bertumbuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun