Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kedewasaan Memandang Menjadi Penting Saat Covid-19

10 Mei 2020   14:11 Diperbarui: 15 Januari 2021   17:35 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memperluas Perspektif

Agar perspektif kita tidak konservatif dibutuhkan beberapa cara agar perspektif kita menjadi luas :

1. Belajar

Negara Jepang menjadi negara maju salah satunya karena penduduknya mempunyai budaya membaca, di mana pun dan kapan pun ada kesempatan mereka lakukan untuk membaca. Dengan membaca pikiran kita akan menjadi tajam, wawasan akan bertambah, dan dapat membuka selubung pikiran yang selama ini tertutup. Belajar juga sebagai media untuk mengasah otak tidak lemot dan dapat mengikuti perkembangan zaman, bukankah long life education?

2. Latihan

Otak harus selalu dilatih, juga cara kita menyampaikan ide secara lisan, apabila ada kesempatan untuk berbicara pergunakan dengan sebaik-baiknya karena komunikasi lisan memerlukan latihan. Kadang di dalam otak kita ada konsep-konsep ide yang brilian, tetapi menjadi kurang berarti kalau kita tidak bisa ungkapkan dengan kata-kata. Para pemimpin ada baiknya untuk melatih tim untuk berdiskusi dan brain strorming, supaya mereka menjadi terbiasa untuk menyampaikan pendapat dan menerima pendapat dari orang lain.

3. Meningkatkan Kemampuan Analisis

Untuk melengkapi suatu perspektif dibutuhkan analisis suatu masalah, bisa menggunakan data-data sekunder yang ada di perusahaan atau dari data BPS. Sehingga perspektif kita tidak asal ngomong tetapi berdasarkan data, menjadi akurat dan solusi yang disepakati menjadi tepat. 

Menimbang seberapa besar peluang yang ada dan seberapa besar tantangan dan risikonya. Selama peluang lebih besar dari risiko tidak ada salahnya keputusan bisa dijalankan. Semakin banyak orang yang berpikir biasanya akan semakin banyak perspektif yang ada sehingga banyak alternatif keputusan yang diambil.

Saat kondisi wabah pandemi Covid-19 ini dibutuhkan kedewasaan dan kejernihan dalam memandang suatu kejadian, mungkin secara ekonomi mengalami penurunan karena dirumahkan, di PHK atau pemotongan gaji. Tetapi dari sisi rohani ada hikmah tersembunyi dari Allah yang sengaja diberikan kepada umat-Nya. 

Kita harus mencari tahu apa maksud Allah atas peristiwa yang menimpa seluruh penduduk dunia ini, dan apa rencana Allah atas kehidupan kita, sungguh rencana dan kehendak-Nya tak terselami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun