Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bukan War Berburu Takjil, Tetapi War SEDEKAH Takjil dari Teman Non Muslim Mewarnai Ramadan Kami

31 Maret 2024   04:05 Diperbarui: 31 Maret 2024   13:47 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar channel YouTube Nihongo Mantappu 

Oleh: Krisanti_kazan

Momen berbuka puasa menjadi salah satu waktu yang dinanti-nantikan oleh umat muslim untuk menikmati hidangan takjil yang lezat, tetapi ternyata juga ini merupakan kesempatan bagi komunitas agama lainnya untuk turut berpartisipasi dalam semangat kebersamaan yang menyelimuti bulan suci ini. Setelah seharian menahan lapar dan haus, momen berbuka puasa menjadi waktu yang dinanti-nanti untuk merayakan kesyukuran bersama keluarga dan teman-teman. Takjil adalah hidangan ringan atau minuman manis yang disantap untuk membuka puasa seperti kurma, kolak, es buah, es teler, atau minuman segar seperti jus buah. 

Saat Ramadan bermunculan penjual makanan yang mencoba mencari rezeki saat ngabuburit sore. Momen ini bukan hanya tentang memuaskan rasa lapar dan haus, tetapi juga tentang merasakan kebersamaan dan kebahagiaan dalam beribadah dan berbagi dengan sesama. Oleh karena itu, momen takjil dan berbuka puasa selalu dinanti dengan penuh antusiasme setiap harinya selama bulan Ramadan.

Akhir-akhir ini viral berita tentang War Takjil antara teman non-muslim dan teman muslim. Fenomena ini sanggup menyegarkan suasana Ramadan menjadi lebih gembira dan juga meningkatkan pendapatan UMKM penjual takjil yang marak setiap siang hingga sore menjelang berbuka puasa. Selain memiliki keragaman seni dan budaya, di Indonesia juga terdapat beragam agama yang diakui oleh negara. Dalam suasana yang penuh toleransi dan keberagaman, War Takjil atau momen rebutan takjil menjadi ajang yang dapat merangkul seluruh masyarakat Indonesia untuk berbagi kebaikan dan kebersamaan. Penggunaan kata rebutan ini bukan diartikan sebagai berdesak-desakan untuk saling mendahului, tetapi supaya terdengar lebih dramatis saja.

Suster gereja di Kota Sukabumi berjualan takjil puasa Ramadhan. (Foto: MPI) dalam jabar.inews.id
Suster gereja di Kota Sukabumi berjualan takjil puasa Ramadhan. (Foto: MPI) dalam jabar.inews.id

Fenomena War Takjil muncul dari konten-konten di media sosial TikTok yang viral tahun ini. Masyarakat yang beragama selain muslim, antusias dengan memulai berburu takjil lebih awal. Bahkan digambarkan lebih dramatis ketika umat muslim sedang berada di fase sore yang “lemas” saat berpuasa, tetapi warga yang beragama lain telah berburu takjil hingga memborong takjil terlebih dahulu, sehingga warga yang beragama muslim hanya kebagian sisa- sisa takjil yang tersedia. 

Muncul juga narasi kalau umat muslim tidak mau kalah, karena itulah terdapat banyak konten mengenai rencana akan memborong telur ketika menjelang Paskah supaya bagi umat Kristiani merayakannya menggunakan kinder joy. Selain itu, mereka juga berencana akan memborong jeruk saat menjelang perayaan Imlek, sehingga nanti ketika perayaan diganti dengan nutrisari. Hahahaa. Konten inipun juga dibawakan dalam khotbah seorang pendeta muda untuk menyegarkan suasana. Tidak ada saling ketersinggungan dengan fenomena ini. Betapa indahnya toleransi zaman now yang menyatukan rasa bahagia dalam berkah Ramadan.

Sedikit berbagi cerita tentang toleransi yang agak berbeda di tempat kerja saya. Saat Ramadan, bukan hanya teman muslim, teman non muslim juga melakukan War Sedekah Takjil dengan membagikan snack box atau paket makanan berbuka lengkap di sore hari sebelum pulang kerja. Sudah menjadi tradisi ketika notifikasi Whatsaap group isinya informasi pembagian takjil dari teman muslim dan juga non muslim. Ada paket pempek, batagor kuah, paket nasi bakar, kue, susu kurma, dan lain-lain. Tentu saja kami sangat senang ketika ada notifikasi spesial dan disambut dengan saling mengucap terima kasih serta rasa syukur dengan limpahan rezeki yang diberikan.

Notifikasi WAG saat bulan Ramadan (Dokumentasi: Krisanti_kazan)
Notifikasi WAG saat bulan Ramadan (Dokumentasi: Krisanti_kazan)
Selain sedekah takjil oleh teman non muslim, sekolah kami juga setiap tahun mengadakan kegiatan HABIT (Hari Bina Iman dan Takwa) di hari terakhir menjelang libur lebaran. Kegiatan yang dilaksanakan pagi hingga sore tersebut diisi dengan berbagai lomba bertema religi dan juga tausyiah dari pemuka agama yang diundang. Siswa muslim dan non muslim terlibat dalam kegiatan ini. Acara penutup diisi dengan pembagian takjil seperti sup buah, bubur sumsum, dll yang akan dibawa pulang untuk berbuka di rumah. Hal istimewa dari takjil ini adalah disiapkan/dimasak di sekolah oleh guru non muslim dan dibantu beberapa siswa yang bertugas. Semua ekosistem sekolah bersuka cita mempersiapkan acara dan takjil demi kesuksesan kegiatan.  

Masya Allah, semoga suasana toleransi yang indah ini tetap terjaga. Bagaimana dengan cerita toleransi di tempat rekan kompasianers? Yuk kita berbagi di kolom komentar 😊

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun