Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan")

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE)

19 Januari 2023   11:27 Diperbarui: 8 April 2023   21:03 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Organisasi akan berkembang dengan baik ketika kesejahteraan psikologis pelaku organisasi terpenuhi dengan baik juga. Hal ini selaras dengan tujuan pembentukan budaya positif. Budaya positif akan tercipta ketika setiap pelaku organisasi menerapkan komunikasi positif. Komunikasi positif merupakan suatu bentuk memanusiakan hubungan yang akan bermuara pada  pemenuhan kesejahteraan psikologis.

Pembelajaran sosial emosional perlu diasah dalam proses pembelajaran di kelas ataupun di tempat kerja. Ada 3 manfaat dari pembelajaran sosial dan emosional, yaitu:

  • Peningkatan 5 kompetensi sosial dan emosional yang akan meningkatkan perilaku positif.
  • Akan terbentuk lingkungan belajar yang suportif dan mengurangi perilaku negatif.
  • Peningkatan sikap pada diri sendiri, respek dan toleran terhadap orang lain serta lingkungan sekolah. Hal ini akan mengurangi tingkat stres dan meningkatkan performa akademik murid.

Ketika guru sudah memahami kebutuhan murid, maka guru akan berusaha sebaik mungkin menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar dapat memfasilitasi seluruh individu di sekolah sehingga meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being). Hal ini sejalan dengan peran pendidik yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, pendidik adalah penuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak. Penerapan pembelajaran diferensiasi bisa menjadi salah satu cara untuk mewujudkannya karena mampu memfasilitasi pembelajaran untuk individu dengan profilnya masing-masing.

Proses pembelajaran sosial dan emosional harus berjalan secara kolaboratif yang melibatkan murid dan orang dewasa di sekitarnya. Untuk penguatan bagi tenaga kependidikan atau rekan sejawat bisa dilakukan dengan memberi teladan (role model), belajar dari orang lain melalui praktik baik, dan kolaborasi.

Perubahan yang holistik melalui proses kolaborasi dengan penerapan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif bertujuan agar murid dan orang dewasa di sekitarnya mampu memiliki 5 kompetensi pembelajaran sosial emosional, yaitu:

  • Kesadaran diri
  • Manajemen diri
  • Kesadaran sosial
  • Keterampilan berelasi
  • Pengambil keputusan yang bertanggung jawab

Masyarakat yang sejahtera secara psikologis dapat dibentuk dari lingkup kelas yang akan menghasilkan budaya positif lingkup sekolah, dan akan berdampak pada kehidupan keluarga dan komunitas.  Oleh karena itu guru sangat berperan dalam proses tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Aristotles seorang filsuf Yunani "Mendidik pikiran tanpa mendidik hati adalah bukan pendidikan sama sekali".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun