Cilincing, Jakarta Utara - Kerang hijau (Perna viridis) atau dikenal sebagai "green mussels" adalah jenis yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tersebar luas di perairan Indonesia dan ditemukan melimpah pada perairan pesisir, daerah mangrove dan muara sungai. Di Indonesia jenis ini ditemukan melimpah pada bulan Maret hingga Juli pada areal pasang surut dan subtidal, hidup bergerombol dan menempel kuat dengan menggunakan benang byssusnya pada bendabenda keras seperti kayu, bambu, batu ataupun substrat yang keras.
Sebagai salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, pada wilayah Kampung Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara. Budidaya kerang hijau umumnya dilakukan dengan menggunakan bambu tancap yang disusun dalam jumlah tertentu yang digunakan sebagai tempat menempel kerang hijau hingga mecapai usia panen. Tipe budidaya dengan sistem bambu tancap ini memiliki kelebihan berupa murah dan mudah dilakukan namun memiliki kekurangan berupa struktur bangunan yang tidak kokoh, mudah lapuk, serta rawan kerusakan ketika memasuki musim barat dengan kondisi gelombang dan angin yang besar
Pada saat proses perjalanan menuju tambak, kami bertannya teknis persiapan untuk panen kerang hijau, Bapak Kak Icha mengatakan "Biasannya itu ketika panen, saya mulai jam 8 pagi - 11 siang, tergantung cuaca dan ketinggian ombak juga, terus kita juga harus pake sepatu, sarung tangan dan kacamata"
Salah satu teman kami yang bernama Abdur Rofi mengungkapkan perasaannya setelah mencoba mengikuti proses panen kerang "Ternyata memanen serta budidaya kerang hijau tidak mudah, karena selain keahlian berenang, kita harus memiliki ketahanan dan kekuatan fisik yang mumpuni"
Begitu pula Koordinator Kelompok 86 KKN MIT - 14, Faris Nur Rahman mengatakan "Kita harus pake perlengkapan yang lengkap, soalnya kalo nggak hati - hati, bisa luka lecet, soalnya kulit kerangnnya cukup tajem"
"Jujur ini pertamakalinya aku ikut panen kerang hijau, dan ternyata emang nggak semudah yang aku kira" tutur Shella Octaria
Warga Kampung Nelayan harap budidaya kerang ini dapet perhatian dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, karena hal ini merupakan salah satu bentuk kemandirian masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan protein, kemandirian budidaya, karena tidak tergantung dari pakan dan sekaligus mendukung usaha budidaya yang berkelanjutan
Reporter: KOMINFO KKN MIT-DR 14 UIN WS KELOMPOK 86