Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Kotekatalk-95: Selamat Hari Jadi Kota Bogor Ke-540

24 Juni 2022   07:00 Diperbarui: 24 Juni 2022   11:09 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kenyang, Gana sekeluarga menuju Londa, kuburan tradisional masyarakat Toraja. Di sana masih ada rumah tongkon bekas tempat mengangkat mayat untuk dimasukkan ke dalam gua atau lobang di tebing. 

Sesajen seperti uang, rokok, air putih ada di mana-mana, berserakan di sekitar tengkorak yang sudah jatuh dari peti. Untuk memasuki gua dibutuhkan lampu petromaks yang bisa dipinjam. Sang pembawa lampu akan menagih Rp 50.000,00. Kalau mau bayar lebih, dengan senang hati diterima. 

Dari sana, perjalanan diteruskan ke Ketekesu. Rupanya instagramable banget rumah-rumah tongkon yang berjajar rapi di sebelah kanan dan kiri. Kabarnya ini digunakan untuk upacara adat seperti pernikahan atau pemakaman. 

Di dalam rumah itu masih tradisional, seperti tungku pembakaran untuk memasak, sampai toilet yang hanya berupa lubang. Malam menjemput, rombongan menuju hotel Poppies. Hotel sederhana tapi memiliki pemandangan luar biasa, dengan sawah, sungai dan Buntu Singki dari kejauhan. 

Berikutnya, hari kedua ke Lemo, makam keluarga kerajaan Suaya. Kuburan yang masih ada di lokasi tebing dengan lubang-lubang kotak untuk memasukkan peti mayat dan jajaran Tau-tau, replika orang yang meninggal. 

Sekadar informasi dari tukang pahat, Tau-tau yang wajahnya mirip orang yang meninggal harganya jutaan dan lebih mahal dari replika yang mirip. Nggak heran, kalau ada kejadian pencurian Tau-tau. Padahal, bukankah letaknya sangat tinggi? Butuh keahlian khusus untuk mencapai ketinggian tersebut.

Nah, mumpung sudah sampai Toraja, jauh-jauh dari Jerman, Gana dan suami naik ke Buntu Singki. Butuh kaki yang kuat untuk menaiki ratusan tangga. Endingnya, luar biasa, sebuah gereja di puncaknya ada di depan mata. Belum lagi pemandangan Toraja Utara dari atas, bisa bikin kita menarik nafas dalam-dalam lalu hembuskan.

Hari 3, trip untuk wisata budaya, yakni pemakaman Rambu Solo. Seorang ibu yang sudah 2 tahun dibalsam dan diletakkan di ruang tamu, siap untuk dimakamkan. Acara seharian itu sangat menarik. 

Ribuan orang, baik orang lokal yang merupakan keluarga dan kerabat serta tetangga dari almarhumah berduyun-duyun hadir. Semua berpakaian hitam. 

Para perempuan berbaris dengan membawa ceret, makanan, snack dan rokok. Para tamu disarankan guide untuk membawa rokok atau amplop, berisi uang. Hewan korban sudah disembelih satu demi satu, hingga dikuliti. 

Semakin banyak korban, semakin tinggi status keluarga yang menyelenggarakan pemakaman. Nggak heran jika pemakamannya memakan waktu lama, sampai dua tahun, ya. Sebabnya, mengumpulkan uang untuk membeli hewan korban dan sumbangan dari sanak sodara dan kerabat dekat, membutuhkan waktu. Belum lagi keluarga yang merantau, harus ditunggu untuk berkumpul semua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun