Mohon tunggu...
Korry Nababan
Korry Nababan Mohon Tunggu... Lainnya - Sebagai Pegawai di Satu Instansi di Jakarta

Sebagai alumni UNPAD dan UI saya senang melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan kapabilitas dengan mengikuti kegiatan yang positif. Selain menyukai hal-hal yang bersifat politik, saya juga senang menyalurkan hobby bernyanyi .....isu-isu sosial dan internasional juga menjadi hal yang menarik perhatian saya.....dan saat ini saya masih belajar untuk menulis dan menyampaikan uneq-uneq yang ada di pikiran saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Terkenal Instan Melalui Media Sosial

12 Agustus 2022   14:31 Diperbarui: 12 Agustus 2022   14:36 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

                                                                                 Fenomena Terkenal Instan Melalui Media Sosial 

Era media sosial yang sangat pesat kemajuannya akibat teknologi, telah membawa banyak manfaat positif sekaligus dampak negatifnya bagi peradaban umat manusia. Tidak terkecuali di negeri tercinta Indonesia ini. Di kampung kampung dan daerah terpencil sekalipun, apalagi di daerah perkotaan, kecepatan pemberitaan sebuah peristiwa atau aksi aksi fenomenal hanya sebatas detik saja, sudah menyebar.

Baru baru ini kita melihat dan mendengar maraknya aksi remaja kita yang berlenggang lenggok di zebra cross mengekspresikan diri mereka. Hal ini tentu tidak salah jika kita memandang dari sudut kreativitas. Namun tentu akan menjadi masalah jika ruang ekspresi yang mereka gunakan mengganggu hak orang lain karena dilakukan pada tempat yang bukan peruntukkannya. Memang ini sebuah terobosan dari kelaziman untuk hal-hal yang pakemnya di panggung catwalk.

Para remaja ini tentu tahu namun tidak menyadari bahwa di era digitalisasi ini, segala tindakan mereka akan mudah untuk dipublikasikan karena masyarakat cenderung ingin tahu akan hal yang 'tidak biasa', dan hal ini bisa saja menguntungkan dan juga mungkin merugikan bagi mereka. Kita  menyadari bahwa peran media sangat besar dalam mem-blow up aktivitas ini.

Disini saya tertarik untuk melihat fenomena sosial yang terjadi di era berkembangnya tekhnologi saat ini. Disadari bahwa kemajuan tekhnologi tentu tidak bisa dihindari dari kehidupan kita sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang akan mengubah tatanan kehidupan sosial dan budaya suatu masyarakat baik itu secara positif maupun negatif.

Secara etimologi, fenomena berasal dari kata phaenesthai (bahasa Yunani)  yang artinya adalah memunculkan, meninggikan, menunjukkan dirinya sendiri. Sementara menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), fenomena sosial adalah kejadian nyata yang dapat dilihat secara langsung melalui pancaindra dan dapat dijelaskan dalam penelitian bersifat ilmiah.

Kembali pada aktivitas maraknya aksi remaja kita di Jakarta yang berlenggang lenggok di zebra cross mengekspresikan diri mereka (walaupun saat ini sudah tidak ada lagi karena telah dilarang oleh pihak yang berwenang), bagi saya itu hal yang wajar untuk remaja yang memiliki keberanian dalam mengekspresikan jiwa remaja mereka. Saya katakan bagi mereka yang memiliki keberanian, karena tidak semua orang/remaja memiliki keberanian untuk tampil mengekspresikan diri, entah karena tidak PD (percaya diri), malu, tidak siap dikenal dan tidak mau menjadi pusat perhatian, tidak ingin populer dan lain sebagainya.

Lalu pertanyaan selanjutnya adalah mengapa mereka melakukan itu?. Sebelum kita menjawab ini perlu kita ketahui bahwa remaja-remaja yang berlenggang lenggok tersebut merupakan kelompok generasi Z, mereka ini Generasi Z yang lahir periode 1995---2010 yang saat ini mereka berada pada usia yang masih bersekolah ataupun duduk di tahun pertama perguruan tinggi (jika mereka bersekolah).

Mengutip dari kompas.com, bahwa generasi Z dinilai sebagai generasi yang ambisius, mahir tentang hal digital, percaya diri, mempertanyakan otoritas, banyak menggunakan bahasa gaul, lebih sering menghabiskan waktu sendiri, dan rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Generasi Z juga rentan terkena depresi juga anxiety.Kalau dilihat dari tahun kelahiran mereka, tentu mereka masuk pada usia yang produktif, penuh semangat dan adrenalin yang tinggi dan juga memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Tentu di usia ini adalah  periode bagi mereka dalam mencari jati diri remaja ke arah dewasa.

Peran keluarga, sekolah, institusi keagamaan dan masyarakat tentu sangat penting untuk membentuk karakter yang kuat bagi remaja kita ini. Namun saya tidak pada kesimpulan bahwa mereka yang terlibat tersebut adalah mereka yang kurangnya perhatian orang tua. Saya hanya melihat bahwa pada usia-usia tersebut perlu kolaborasi sinergis antara masyarakat, keluarga, sekolah (pemerintah) dan institusi agama sangat penting dalam membentuk karakter yang kuat pada remaja kita.

Lalu bagaimana peran media?, tentu media sangat berperan juga. Dengan media (tekhnologi), berita atau gambaran kehidupan yang ada dibelahan dunia manapun akan segera diketahui tanpa adanya sekat-sekat seakan-akan bahwa dunia ini begitu kecilnya, karena apa yang terjadi di manapun, melalui media kita dapat segera mengetahuinya bahkan secara real time. Permasalahannya adalah tidak semua orang memiliki kemampuan dan kemauan untuk menganalisa informasi yang diperolehnya melalui media (tekhnologi) tersebut namun hanya menelannya mentah-mentah. Jangankan anak-anak dan remaja, orang dewasa pun terkadang menerima mentah-mentah informasi yang diperolehnya tanpa terlebih dulu mencernanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun