Tambah disiplin sedikit, dalam 5 tahun bisa cukup untuk daftar haji. Padahal kalau kamu taruh di tabungan biasa, nilainya tergerus inflasi.
Inilah yang disebut smart strategy oleh Rachel Richards dalam Money Honey: gunakan instrumen yang bikin uangmu bekerja, bukan sekadar diam.
Bukan Sekadar Finansial, Tapi Juga Spiritual
Kalau kamu pikir ini cuma soal investasi, kamu keliru. Buku How Valuable the Muslim Market Is menyebut bahwa Generasi M (Muslim Millennials) punya satu ciri khas:Â
"Modern tapi tetap religius."
Mereka aktif di media sosial, melek finansial, dan tidak canggung bilang bahwa mereka ingin sukses dunia--akhirat. Mereka pakai Gopay untuk jajan, tapi juga punya aplikasi zakat. Mereka belanja online, tapi juga ingin naik haji sebelum menikah.
Tabungan emas untuk haji menjawab kebutuhan spiritual sekaligus strategi finansial generasi ini.
Cerita Teman: Dari Arisan Haji ke Nabung Emas
Saya punya teman, sebut saja Mbak Rini, guru honorer di daerah. Dulu dia ikut arisan haji, tapi selalu kalah undian. Akhirnya ia mencoba cara baru: menabung emas. Tiap bulan, dia sisihkan Rp300.000. Ia anggap ini "uang hangus", bukan uang jajan.
Lima tahun kemudian, ia punya tabungan emas senilai Rp30 juta. Ia konversi ke rupiah, lalu langsung daftar haji. "Mungkin Allah kasih jalan lewat emas," katanya.
Itu yang bikin saya berpikir: emas bukan sekadar logam mulia, tapi simbol ikhtiar menuju panggilan suci.