Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Sebar Berita Bohong

30 April 2020   08:14 Diperbarui: 30 April 2020   08:17 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayat-ayat pilihan Ramadan bagian-12

Al Baqarah 224

Jangahlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan ishlah di antara manusia. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Rasulullah Saw laksana kehilangan pegangan yang kuat (al urwatul wutsqo), ketika sisi manusianya muncul saat sang Ummul Mukminin diberitakan dengan isu bohong (hadistul ifki).

Faktanya memang benar bahwa Sayyida Aisyah duduk dipelananya seorang sahabat berstatus ajnabi/ non muhrim dalam sebuah konvoi (darurat perang). Namun, isunya yang "bohong" adalah Sayyida 'Aisyah selingkuh.

Konten "haditsul ifki" adalah mengarahkan pada "isu selingkuh", bukan mengarah pada fakta yang terjadi (faktanya memang terjadi bahwa Sayyida Aisyah naik pelana yang dituntun oleh Sayyidina Shafwan).

Adapun yang terdakwah penyebar isu diantaranya Sayyidina Mistah yang menyebar berita bohong "hadistul ifki" atas efek "private sadling" (pelana privasi) milik Sayyidina Shafwan bin Mu'aththal As-Sulami Az-Dzakwani yang diduduki oleh Sayyida 'Aisyah saat proses evakuasi survivor dengan status "tertinggal" rombongan.

Jangahlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan ishlah di antara manusia. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah 224)

Kelompok nyinyir

Kelompok nyinyir yang menyebarkan isu adalah: Mistah, Hassan bin Tsabit, Hamnah bintu Jahsy dan si gembong munafik Abdullah bin Ubay bin Salul.

Semua dimaafkan, malahan Sayyidina Abu Bakar ra yang kena tegur ayat, hal ini menunjukkan kelembutan Islam kepada yang bersalah sekalipun, dan jangan simpan dendam serta rasa dongkol berkepanjangan, wah, ini berat.

Ditambahkan oleh ibnu Jarir bahwa sebab turunnya ayat 224 ini adalah :

Ketika Abu Bakar r.a. bersumpah dengan menyebut nama Allah, bahwa ia tidak akan membantu lagi seseorang yang bernama Mistah (sang penyebar isu) yang secara sengaja menyebarkan kabar bohong serta menjelek-jelekkan nama Sayyida Aisyah r.a. istri Rasulullah Saw.

Kemudian sikap Sayyidina Abu Bakar dilembutkan oleh ayat Qur'an sebagai sebuah teguran pada ayat di bawah ini :

Jangahlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan ishlah di antara manusia. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah 244)

Gramatikal

1. Harfun wawu ist'nafiyah (awalan/ibtida'iyah), harfun lam nahiyah (negasi), fi'il mudhori' (progresif/progressive) dan lafadz jalallah (lafadz agung) pada lafadz "walaa taj'alullooh" (jangan kamu jadikan nama Allah).

2. Maf'ul bih (obyek/object) pada lafadz " 'urdhotan"(sebagai penghalang).

3. Jar wal majrur (prepositional phrase/frasa preposisi) dan dhomir (pronoun/kata ganti) pada lafadz "liaymanikum" (dalam sumpahmu).

4. Harfun masdariya , fi'il mudhori'(progresif/progressive) dan fa'ilnya (the doer.pelaku) "antabarruu" (untuk berbuat kebajikan).

5. Harfun wawu 'athof (konjungsi/conjunction) dan fi'il mudhori' (progressive/progresif) beserta fa'ilnya (the doer/pelaku) pada lafadz "watattaquu" (dan bertaqwalah).

6. Harfun wawu 'athof (konjungsi.conjunction) dan fi'il mudhori' (progressive/progresif) beserta fa'ilnya (the doer/pelaku) pada lafadz "watuslihu".(dan adakan ishlah).

7. Dhorof makan (keterangan tempat/adverb of time) dan mudhof ilaih (possessive adjective/kepunyaan) pada lafadz "bainannaasi"(diantara manusia).

8. Harfun wawu isti'nafiyah (awalan/ibtida'iyah), lafadz jalallah,(lafadz Agung) dan dua khobar (predicate/predikat) pada lafadz "wallaahu sami'un 'aliim" (Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).

Tafsir

1. "Saya ingin diampuni Allah," kata Abu Bakar menyambut turunnya ayat: "Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi kepada kaum kerabat, orang-orang miskin dan para Muhajirin pada jalan Allah dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tak ingin Allah mengampuni kamu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS 24: 22)

2. Ayat di atas menjadi teguran untuk Sayyidina Abu Bakar. Beliau memang pernah bersumpah atas nama Allah untuk menghentikan bantuan (menarik donasi terbaik) kepada Misthah yang selama ini sering ditolongnya.

3. Janganlah bersumpah atas nama Allah untuk tidak memberi bantuan karena orang yang bersangkutan pernah melakukan kesalahan atau karena ketersinggungan pribadi.

4. Hendaknya orang yang berkelebihan itu berhati besar dan sebaiknya mereka memaafkan dan berlapang dada serta meneruskan saluran donasi terbaiknya.

5. Ayat lisensi dan pembersihan nama Sayyida 'Aisyah atas berita bohong selingkuh :

Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. (An Nuur 11)

6. Hikmahnya adalah terbongkarnya kelompok nyinyir.

Referensi:

 PP. Alhasyim, Irob Al-Quran

Corpus Quran, Quranic Grammar

Bayyinah.com, The Story of Ifk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun