Mohon tunggu...
Yohanes R. Setiawan
Yohanes R. Setiawan Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Bisnis dan Pemasaran

Konsultan Independent, Marketing Planner, Praktisi BMC, Brand Advisor, Internal Auditor ISO 9001 : 2015. website Konsultanniaga.com , IG : @elnusaconsulting , @hallo_robby saya akan mencurahkan keresahan saya terhadap dunia bisnis pada masa sekarang

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bukan Berapa Besar Gaji, tetapi Ada Berapa Sumber Pemasukan Anda?

11 Juni 2020   16:56 Diperbarui: 12 Juni 2020   21:41 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar latar diambil dari ems1.com

Apakah untuk menjadi karyawan sejahtera harus memiliki gaji besar?

Untuk menjawab hal tersebut mari kita memahami terlebih dahulu apa makna dari kata sejahtera? 

Menurut KBBI Sejahtera berarti "aman sentosa dan makmur; selamat (terlepas dari segala macam gangguan)" dalam hal ini sering diasosiasikan bebas dari segala macam gangguan keuangan, seperti seseorang tidak perlu lagi khawatir akan mengalami kekurangan dana jika kebutuhan hidupnya tiba-tiba saja naik atau lebih dari biasanya. 

Jika seseorang mengalami keadaan kekurangan dana atau kesulitan mencukupi biaya hidupnya yang bertambah maka orang tersebut bisa dikatakan hidupnya belum sejahtera, karena masih mengalami kesulitan finansial.

Lalu apa yang harus dilakukan orang tersebut untuk mencapai suatu keadaan yang dikatakan sejahtera? Kebanyakan orang akan mengatakan dia harus mendapatkan pemasukan lebih, sedangkan orang tersebut adalah seorang karyawan. 

Maka cara satu-satunya adalah dia harus mendapatkan gaji yang lebih tinggi lagi, bisa dengan cara bekerja dengan giat agar mendapatkan binus ataupun mendapatkan promosi jabatan, atau juga pindah tempat kerja ke perusahaan yang menawarkan gaji lebih tinggi. 

Ya semua itu mudah dikatakan namun tidak mudah untuk diwujudkan, kenyataannya masih banyak karyawan yang merasa dirinya belum sejahtera dan sulitnya mendapatkan gaji sesuai harapannya. 

Saya menganalogikan kebutuhan finansial ini seperti kebutuhan air bersih untuk rumah tangga. Jadi ada sebuah rumah di suatu kota memiliki banyak anggota keluarga sehingga rumah itu memerlukan sekian debit air bersih setiap harinya untuk memenuhi segala kebutuhan aktivitas keluarga. Rumah tersebut hanya mengandalkan pasokan air bersih dari PDAM di kota tersebut. 

Suatu ketika air berhenti mengalir karena ada kerusakan pipa di jalur yang mengarah kedaerah tempat dimana rumah tersebut berada, cadangan air bersih dirumah mereka hampir saja habis namun air dari Pipa PDAM belum juga mengalir. 

Namun keluarga di rumah sebelah tenang-tenang saja, karena rumah mereka memiliki 2 sumber air bersih yang pertama air bersih dari pipa PDAM dan kedua air bersih dari sumur bor (Air Tanah), sehingga jika aliran air dari PDAM terhenti keluarga tersebut tidak khawatir dan tenang-tenang saja karena rumah tersebut memiliki 2 sumber air bersih sehingga mereka bisa dikatakan sejahtera air bersih :D

Dari kisah di atas, ada sebuah poin penting yaitu sumber pendapatan yang tidak cuma mengandalkan 1 sumber pendapatan namun memiliki sumber pendapatan lain bisa pendapatan tersebut lebih banyak dari pendapat utama, bisa lebih sedikit dan bisa juga sama besarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun