Sebagai dampak dari adanya revolusi 4.0, muncul pula konsep Smart Society 5.0. Society 5.0 adalah era dimana semua teknologi merupakan bagian dari manusia itu sendiri. Society 5.0 dimana komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi dikemudian hari. Untuk itu kita membutuhkan SDM yang unggul dalam praktisi sebagai salah satu aksi penunjang society 5.0.
Pendidikan vokasi
adalah proyek yang signifikan untuk mengembangkan kapasitas yang
diperlukan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, membantu individu menjadi
kompeten dalam pekerjaan yang mereka pilih, dan mempertahankan kompetensi
tersebut sepanjang masa kerja. Dunia kerja membutuhkan pendidikan vokasi
yang mengutamakan pengembangan individu serta tujuan sosial seperti berpikir
kritis, kemampuan beradaptasi, kreativitas, dan kewirausahaan sebagai prasyarat
relevansi tenaga kerja.
Namun selain pendidikan, kita juga harus mengembangkan konsep pelatihan vokasi. Dalam konsep pelatihan vokasi ada beberapa prinsip dasar
yang harus dijadikan acuan, tertuang pada permenakertrans Nomor 8 tahun 2014. Proses dan prinsip dasar vokasi ini akan menjadi pondasi dasar bagaimana kita nantinya
akan mengemas dan mengembangkan model program pelatihan dan pendidikan vokasi yang
terintegrasi dengan dunia industri selaku stakeholder utama lulusan kita.
Untuk kita perlu berkomitmen untuk membuat kurikulum baru dengan menggabungkan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi. Cara yang dapat dilakukan pertama yaitu dengan mengidentifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang dilanjutkan dengan penyusunan desain kurikulum. Program pelatihan vokasi yang disusun akan
mengacu pada 3 bagian penting spesifikasi program pelatihan vokasi yang antara lain adalah pelatihan bokasi jenjang klaster, jenjang okupasi, dan jenjang KKNI. Kemudian semua ini nantinya akan dikembangkan sebagai arsitektur kurikulum baru dalam pendidikan vokasi.
Dalam arsitektur kurikulum vokasi, kita bisa memasukkan kompetensi sebagai indikator keberhasilan yang terdiri atas komponen pelatihan vokasi, menentukan target dan sasaran pelatihan, dan penyelenggaraan pelatihan. Jika ketiga hal tersebut dikembangkan dengan sangat baik maka hasil yang didapat adalah SDM-SDM unggul yang cerdas dan sigap untuk bersinergi membantu masyarakat dalam menghadapi society 5.0