Mohon tunggu...
Kompasianer Lombok
Kompasianer Lombok Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Kompasianer Lombok

Komunitas dari Kompasianer Lombok - KOLOM | Reaktivasi 30 Maret 2022, sekaligus sebagai tanggal ulang tahun | Join WAG KOLOM; bit.ly/LiveIGKOLOM | IG KOLOM; https://instagram.com/kolom_kompasianerlombok

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Tinggalkan Matahari dan Senja saat Belajar di Chili House

4 Oktober 2022   13:56 Diperbarui: 4 Oktober 2022   14:01 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembali ngobrol di Pohon Curhat, kali ini bersama Sany. Dokpri

Chili House. Nama yang dipilih Ain Hussin, juga disematkan pada nama Yayasan yang ia urus belakangan. Saya pribadi dan beberapa teman, turut menghadiri launching pertamanya di Juni 2021 dulu. Waktu itu, belum terpikir untuk mengaktifkan kegiatan KOLOM. 

Chili House Menghadirkan Pendidikan Alternatif di Gili Trawangan Lombok

Di Juni 2021, aktivitas utama CH masih sederhana. Meski saat itu 'peserta didik'nya justru beragam. Selain anak-anak usia sekolah, ada pula satu ruang khusus bernama Mari House, dimana ibu-ibu mengolah beraneka bahan-bahan yang bisa dikreasikan dan digunakan ulang, sehingga bisa mengurangi penggunaan bahan tertentu di kehidupan keseharian. Recycle, Reuse and Reduce.

Di tahun ini, Senin sampai Jumat, pembelajar CH meramaikan Villa Kayla dari pukul 9 pagi sampai 5 sore. Yang saya ikuti langsung, 4 kelas utama untuk anak-anak pra sekolah dasar. Mulai dari 2 tahun seperti Senja, Matahari, Rain dan teman-temannya. Usia lebih besar, ada Kayla, Dila dan Samuel, peranakan pernikahan antar negara, dari ibunya yang Austria dan ayahnya yang warga Gili Trawangan.

Yayasan Chili House Community kini eksis di empat tempat berbeda. Ain Hussin dan timnya saat ini menetap di Gili Trawangan. CH lainnya berada di Gili Air, kota Mataram dan Tabanan, Bali. Aktivitas rutin bisa ditemui di dua akun sosmed utama, yakni di platform Instagram dan Facebok.

Senin keberuntungan saya. Di sela aktivitas belajar di empat ruang utama, bertemu langsung dengan dua ibu muda yang mengantarkan anak perempuannya masing-masing untuk belajar di CH.

Matahari (dengan tas selempang kesayangannya), Alea (bertopi), tampak punggung -- putra saya. Dokpri
Matahari (dengan tas selempang kesayangannya), Alea (bertopi), tampak punggung -- putra saya. Dokpri


"Saya dianjurkan banyak orang, mereka bilang belajar di sini itu menyenangkan buat anak-anak," jelas salah seorangnya, ketika saya tanyakan mengapa mendaftarkan anak-anak mereka di CH.

Pernyataan senada dari Mely, ibu Rain.Mely dan suaminya sama-sama bekerja. Mely yang saat ini sedang bekerja di Santorini Beach Resort, jadi punya waktu ekstra sekitar tiga jam, Senin sampai Jumat, selama Rain berada di CH.

"Dalam tiga jam lebih tersebut, saya bisa menyelesaikan pekerjaan rumah. Rain pun tetap bisa bermain, bahkan sembari belajar. Sebelumnya, saya pikir saya harus membayar untuk pendidikan sebagus ini. Tapi bu Ain juga berulang kali menegaskan, tak perlu membayar apapun. Padahal, empat kelas yang ada di CH, memerlukan banyak bantuan bahan ajar," urai panjang Mely.

Tolong kabari saya, jika ibu sudah menayangkan artikelnya. Mely, ibunya Rain. Dokpri
Tolong kabari saya, jika ibu sudah menayangkan artikelnya. Mely, ibunya Rain. Dokpri

Ibu berikutnya, Sani, warga Austria yang menikah dengan warga Gili Trawangan. Samuel, putra sulungnya, akan merayakan ulang tahun ke-7nya di CH. Samuel juga siswa, juga dua adiknya yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun