Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

"Cerita Pemilih" Kompasiana: Debat Cawapres Kedua Mahfud MD Raih Banyak Dukungan, Gibran Sedikit

26 Januari 2024   21:01 Diperbarui: 26 Januari 2024   21:12 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD paling banyak mendapat dukungan di "Cerita Pemilih" Kompasiana.

Sebanyak 60 persen dukungan dilayangkan kepada Cawapres Mahfud MD. Kemudian disusul Cawapres Cak Imin dengan 30 persen, dan 10 persen sisanya diberikan kepada Cawapres Gibran Rakabuming Raka.

Kompasianer Yulius Roma Pantandean menilai Mahfud MD berhasil melakukan jurus "catenaccio" serta melakukan serangan balik dalam debat yang bertajuk seputar isu lingkungan tersebut.

"Secara umum cawapres Mahfud memainkan strategi 'catenaccio' khas Italia dan Juventus dalam debat kedua cawapres. Pertahanan awal Mahfud susah nampak dalam tiga kata kunci visi misi program terkait isu lingkungan, yakni Tuhan, Alam dan Manusia," tulis Kompasianer Yulius Roma Pantandean.

Selain itu, menurutnya, Mahfud menyinggung fenomena kerusakan di darat dan laut sebagai imbas perbuatan manusia.

"Di sini pakem 'catenaccio' Mahfud dibawa dalam bentuk serangan halus," tulisnya. (Selengkapnya)

Kemudian, salah satu dukungan kepada Cawapres Cak Imin, diberikan oleh Kompasianer Saeful Hasan.

Menurutnya, dalam debat tersebut, Cak Imin sukses memberikan "slepet" yang tak terduga kepada lawan-lawannya.

Salah satu yang disebutkan Cak Imin dalam debat tersebut adalah tobat ekologis.

"Gus Imin mengingatkan ancaman kiamat, yang maksudnya adalah bencana ekologis karena kebijakan yang ugal-ugalan tadi," tulis Kompasianer Saful Hasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun