Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Providentia Dei Jakob Oetama

9 September 2020   18:40 Diperbarui: 9 September 2020   19:03 1759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakob Oetama, 15 Mei 1994. (Foto: KOMPAS/ JB SURATNO)

"Harapan Jakob Oetama adalah melibatkan warga untuk berkontribusi secara langsung dalam dunia pers: maka konsep pelaporan dan peliputan otentik mendapatkan tempat. Itu sebagai picu awal. Tujuan lainnya adalah visi Jakob Oetama yang memberikan kesempatan untuk menulis di Kompasiana," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

2. Belajar Banyak Hal dari Pendiri Kompas, Jakob Oetama

Kompasianer I Ketut Suweca mengingat Jakob Oetama lewat buku yang bertajuk Syukur Tiada Akhir, Jejak Langkah Jakob Oetama yang ditulis St Sularto.

Jika Anda membaca buku ini, lanjutnya, Anda perlu bersabar karena membacanya memerlukan waktu berhari-hari, bahkan mungkin sampai satu bulan. Sayang sekali kalau kita sekadar membacanya sepntas, tanpa menyimak detailnya yang bermanfaat dan mengispirasi.

Berkat kerja keras itu pula kerja menjadi bermakna. Tidak saja mendatangkan penghasilan, bahkan juga membuat hidup menjadi lebih bermakna.

Jurnalisme Makna yang dianut Jakob Oetama yakni, seorang wartawan harus mampu mengambil jarak atas peristiwa yang ditulisnya dan menarik sebuah refleksi atas peristiwa tersebut. Dengan begitu, pembaca mendapatkan enlightment atau pencerahan.

"Semoga kita bisa belajar hal dari Jakob Oetama, terutama sifat ngemong, jurus agar tetap eksis dalam usaha sejalan dengan kemajuan teknologi, dan prinsip kerja keras serta pentingnya sinergitas untuk mencapai kemajuan bersama," tulis Kompasianer I Ketut Suweca. (Baca selengkapnya)

3. Menyimak Ujaran Sang Senior Pers, Jakob Oetama

Kompasianer Ign Joko Dwiatmoko menuliskan kekagumannya kepada Jakob Oetama seorang pendiri Kompas (bersama PK Ojong).

"Saya kagum pada sosok seperti Jakob Oetama yang terus bersemangat untuk mengobarkan jurnalisme santun di tengah keterbukaan reformasi saat ini," tulisnya.

Akan tetapi dari pengamalamannya membaca Harian Kompas memang mesti bijak. Sebab, menurutnya, banyak ujaran-ujaran yang kalau diperhatikan sebetulnya menohok hati nurani, meskipun kita kurang menyadarinya.

Nah, sebagai penulis, hal yang didapat Kompasianer Ign Joko Dwiatmoko yaitu kepekaan dalam bereksplorasi.

"Tanpa gumunan (kagum, penasaran) seorang penulis tidak akan banyak mendapat ide. Penulis harus sering bereksplorasi, membaca, mencari pengetahuan baru atau melanglang buana untuk mendapat pengetahuan-pengetahuan baru," tegasnya. (Baca selengkapnya)

4. Kompas, Antara "Scyla dan Caribdis"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun