Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apa Susahnya Cairkan Insentif Tenaga Medis hingga Makna Scyla dan Caribdis bagi Harian Kompas

1 Juli 2020   05:40 Diperbarui: 1 Juli 2020   11:58 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu penyebab kemarahan presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis (18/6) adalah mengenai anggaran belanja dan insentif Kementerian Kesehatan kepada tenaga medis.

Kompasianer Ruang Berbagi berpendapat, Tenaga kesehatan adalah pekerja sektor formal yang mengabdi pada lembaga kesehatan yang resmi dan sangat mudah diverifikasi, Sudah seyogyanya mereka mendapatkan insentif dengan cepat.

Artikel ini menjadi salah satu artikel terpopuler di Kompasiana, Selasa (30/6/2020).

Selain itu ada juga terpopuler lainnya, yakni tentang Mengelola sebuah surat kabar di negara berkembang seperti Indonesia menurut Jakob Oetama digambarkan ibarat "berlayar di antara Scyla dan Caribdis" yang ditulis oleh Jimmy S Harianto, mantan redaktur olahraga harian Kompas.

Lantas, apa makna kiasan "Scyla dan Caribdis" itu?

Inilah 5 artikel terpopuler kemarin:

Kompas, Antara "Scyla dan Caribdis"

Ilustrasi: Lukisan “Scylla dan Carybdis” karya Henry Fuseli
Ilustrasi: Lukisan “Scylla dan Carybdis” karya Henry Fuseli
"Scyla dan Caribdis" (Scylla et Carybdis) adalah monster laut versi penyair Yunani Homerus. Kita tak akan menangkap apa makna kiasan yang diungkapkan Jakob Oetama, jika tidak membaca buku Homerus. Apalagi waktu itu belum ada Mbah Google.

Esensi dari kiasan Yunani itu sebenarnya adalah penggambaran kesulitan pers Indonesia pada era puncak Orde Baru itu. Berbagai pembatasan pemberitaan oleh penguasa Orba, membuat pers seolah harus "memilih yang lebih rendah dari dua kejahatan". (Baca Selengkapnya)

Ketika Si Bos Sering "Nge-gas", Bagaimana Cara Menyikapinya?

Ilustrasi gambar: www.golife.id
Ilustrasi gambar: www.golife.id
Situasi seperti ini tentu harus disikapi secara cerdas dan bijak agar tidak membuat kita berada dalam kefrustasian di tempat kerja.

Bagaimanapun setiap dari kita yang menggantungkan mata pencaharian dengan bekerja pada orang lain tentu ingin memiliki seorang bos atau atasan yang baik hati, sabar, lembut, dan tidak mudah terpancing emosinya. Kondisi idealnya seperti itu.

Lantas haruskah kita terus-menerus menjadi "bulan-bulanan" si bos? (Baca Selengkapnya)

Imbas Kebijakan PPDB yang Bersyaratkan Usia, Lahirlah "Anak Bawang"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun