Kompasiana News
Mohon Tunggu...Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News
Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).
ilustrasi paspor. (sumber: Shutterstock via kompas.com)
Pasca-kekalahan yang diakui oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) atas kemenangannya dari kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ternyata masih menyisakan perdebatan: apakah pemerintah Indonesia masih mau menerima warga negara Indonesia (WNI) eks-ISIS?
Selain itu, kami juga pilih artikel dengan topik lain yang menjadi Artikel Utama: dari ancaman lain dari virus corona hingga stiker "Keluarga Miskin" yang --rasa-rasanya-- cukup mengganggu.
Perempuan dan anak-anak ISIS. (Foto: KOMPAS.com/AFP)
Atas 600 WNI yang masih belum ada kejelasan dari Pemerintah Indonesia, apakah mereka masih berstatus warga Indonesia atau bukan, semestinya tidak lagi pertantang. Sebab, dari total WNI di pengungsian, hanya 47 yang orang yang menjadi tentara di sana. (Baca selengkapnya)
Virus Corona adalah kelompok patogen. Dalam persepsi intelijen virus dicermati dengan istilah KiBiRa. Yang kemudian bisa berbahaya dari itu:s ebagai senjata biologis, virus di masa mendatang akan menjadi SPM yang paling berbahaya, dengan cost termurah. (Baca selengkapnya)
ilustrasi pekerja asal China (sumber: Shutterstock)
Dubes China menyebut, Indonesia akan jauh banyak dirugikan mengingat ekspor RI ke China yang dominan dibanding impor. Pun halnya di sektor parawisata, tercatat 2 juta wisman asal China datang ke Indonesia setiap tahunnya. (Baca selengkapnya)
Apa sebenarnya akar masalah dari kejadian demi kejadian ini terkait keberadaan "Klitih"? Bahkan, tagar DIYdaruratKLITIH sempat menjadi trending topic di Twitter. Pendekatan dengan hati mungkin adalah jalan yang terbaik, ajak mereka berbicara. (Baca selengkapnya)
Ilustrasi: petugas menunjukkan label Keluarga Miskin di rumah KPM PKH di Kecamatan Pamotan, Rembang, Jawa Tengah (sumber foto: Tribun Jateng)
Ternyata, bagi keluarga penerima program PKH harus rela ditempeli striker "Keluarga Miskin" pada dinding atau depan rumahnya. Akan tetapi, ketika itu terpampang di ruang depan rumah, seakan tampak "mempermalukan" pemilik rumah. (Baca selengkapnya)