Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Alasan Kompasianer Membeli Buku karena Penulisnya Terkenal!

20 September 2018   23:11 Diperbarui: 24 September 2018   17:14 2485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: aanwijzing.com

April 2018, K-News telah mengulas alasan-alasan mengapa buku di Indonesia begitu mahal. Tentang betapa sulitnya membeli buku karena, secara langsung atau tidak, ada kebutuhan lain yang dikorbankan. Sehingga muncul sebuah guyon lawas ini: minat baca masyarakat Indonesia sebenarnya tinggi, hanya saja minat membelinya yang rendah.

Setuju atau tidak terhadap guyon tersebut? Yang pasti itu guyon yang tidak lucu ya?

Namun, menjadi menarik ketika, ternyata masih banyak orang yang doyan membeli buku. Semisal: buku, menurut Hendra Wardhana, kini adalah bagian dari gaya hidup.

"Membaca buku semakin disukai layaknya hobi, kebutuhan, dan hiburan. Ini memberi harapan akan membaiknya minat masyarakat Indonesia terhadap buku," tulisnya dalam artikel Menambah Koleksi Buku Bacaan dengan Mudah dan Murah.

Ada. Dan memang banyak buku murah. Tapi yang menjadi persoalan adalah apakah buku murah akan berbanding terbalik dengan kualitasnya? Maksudnya, apakah kita bisa mendapat kualitas yang baik dari buku murah tersebut?

Maka, untuk menyederhanakan itu, sekali waktu kami tanyakan langsung kepada kompasianer melalui Pro-Kontra: Apa Alasanmu Membeli Buku, sampul yang bagus atau karena penulisnya terkenal?

Ternyata menuai cukup banyak komentar dan tanggapan. Bukan hanya secara kuantiti, melainkan jawaban yang menarik. Sebagai contoh komentar Ilma Amalia. Katanya, ia pernah mencoba eksplorasi untuk membaca buku dari penulis yang tidak ia kenal, tapi dapatnya sering yang tidak mengena. Karena pengalaman itu, ujung-ujungnya ia lebih mengutamakan penulis yang paling tidak sudah saya baca karyanya.

Atau tanggapan Pudji Prasetiono, misalnya, penulis yang sudah punya nama karya-karya nya selalu dinanti. Apa lagi penulis yang selalu menelurkan buku-buku yang best seller.

Baca juga: 11 Buku Fiksi yang Bisa Diwariskan hingga Generasi Kesekian

Namun, ada juga yang memilih karena sampulnya bagus. Bagi M Aulia Rahman, sampul yang bagus adalah koentji! "Tidak peduli penulisnya siapa," katanya. Alasan dari Rintar Sipahutar pun menarik: ingin membaca dan mengoleksinya.

Tidak apa-apa, itu hak mereka dalam menyampaikan pilihan --apapun alasannya. Tetapi, dari 42 komentar yang masuk di laman Pro-Kontra ini, 28 di antaranya memilih membeli buku karena telebih dulu kenal karya-karya penulisnya. Terkenal atau tidak, barangkali, itu label yang disematkan pasar saja kepada penulisnya, bukan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun