Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Wahai Pejuang LDR, Bersatulah!

6 Juli 2018   06:22 Diperbarui: 19 Januari 2019   08:17 5765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (pixabay)

"Jika kamu merasa marah terhadap pasanganmu, usahakan sebelum membicarakannya dengan pasanganmu, kendalikanlah terlebih dahulu emosimu," katanya.

***

Peneliti dari Queen's University meneliti lebih dari 1.142 responden untuk mengetahui: apakah hubungan-jarak-jauh itu lebih buruk daripada yang tidak. Ada lima, paling tidak, poin yang menjawab itu: Keintiman; Komunikasi; Kepuasan hubungan; Komitmen; dan Komunikasi atau kepuasan seksual.

Kemudian, masih dari hasil penilitian Queen's University, adakah faktor-faktor tertentu yang membantu memprediksi lebih banyak keintiman, komunikasi yang lebih baik, lebih banyak kepuasan, dan komitmen yang lebih kuat?

Bagi Sartre, seorang filsuf kontemporer dan penulis asal Perancis, sukacita cinta adalah ketika kita merasa aman dalam kepemilikan kita satu sama lain dan menemukan makna hidup kita di dalam dan melalui orang lain. Masalahnya adalah ini hanya ilusi, lanjutnya. "Tidak ada yang aman tentang cinta romantis."

Ini mungkin yang dimaksud "ilusi" oleh Sartre: jauh di mata dekat di medsos --jika boleh meminjam isitilah Fai Fadli.

Untuk saling bertanya kabar atau mungkin sekadar saling mengobati rasa rindu, menurut Fai Fadli, cara yang biasanya dilakukan oleh para pelaku LDR adalah dengan cara berkirim pesan lewat media sosial (medsos).

Dengan adanya medsos, kamu akan merasa lebih mudah dan tidak akan merasa terhalang oleh jarak, ruang dan waktu. "Jadi walaupun kamu menjalin hubungan secara LDR di era medsos ini kamu masih bisa sering melepas rindu kok," tulis Fai Fadli.

Dalam artikelnya, Listhia HR menceritakan kisah hubungan-jarak-jauh kakaknya dengan kekasihnya.

"Setelah menghabiskan beberapa tahun untuk menjalani penjajakan atau pacaran sampai saat ini sudah menikah, kakak telah terbiasa dengan hubungan yang dianggap mengerikan bagi beberapa pasangan," tulisnya dalam Menaklukan "Horornya" Hubungan Jarak Jauh.

Bahkan sampai takjubnya itu, Listhia beranggapan bahwa hubungan-jarak-jauh kakaknya itu telah menaklukan mitos di mana menghasilkan komitmen yang dapat terjaga dengan baik,bahkan sangat baik dan tidak melunturkan cinta mereka berdua. So sweet, katanya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun