Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sudah Saatnya Kita Melawan Pelecehan Seksual

7 Februari 2018   15:24 Diperbarui: 8 Februari 2018   18:36 2055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Padahal, banyak orang yang menuding negara itu sebagai negara yang tidak beradab. Kalau kita bandingkan hukuman bagi pelaku kejahatan seksual di AS dan di Indonesia dari sisi moral: bangsa mana yang lebih mengedepakan moral?" tanya Syaiful W. Harahap dalam tulisannya "Naked Power" Dipakai oleh Perawat Melakukan Pelecehan Seksual kepada Pasien yang Tak Berdaya.

***

Menarik untuk memerhatikan pengalaman yang dialami Dr. Posma Siahaan ketika bertemu dengan pasien yang mengidap asma. Begini, satu waktu pasien tersebut memasuki ruang periksa. Namun, seperti sudah memahami, pasien tersebut ingin membuka pakaiannya. Sesaat hendak dibuka, Dr. Posma Siahaan menahannya dengan bertanya.

"Oh, nanti. Kita ngobrol dahulu, mbak ini sesak napasnya sejak kecil atau baru saja? Ada pelihara kucing atau binatang lain? Ada yang merokok di rumah?" kata Dr. Posma Siahaan.

Sebenarnya bunyi napas si Pasien sudah terdengar mengi kayak anak kucing mengiau lirih, tanpa stetoskoppun Dr. Posma Siahaan menempel di dadanya ia tahu. Jadi, untuk kasus seperti ini, kata Dr. Posma Siahaan, pasien tidak perlu membuka bajunya.

Sebenarnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Rumah Sakit untuk mengindari (atau, meminimalisir paling tidak) supaya hal serupa tidak terjadi kembali. Karena biar bagaimana pun Rumah Sakit tidak memasangkan CCTV di ruang-ruang tertentu, seperti ruang operasi. Dr. Posma Siahaan menganjurkan pihak rumah sakit menugaskan dua orang dan salah satunya atau keduanya wanita bila si pasien wanita.

"Bila tidak ada petugas wanita yang tersedia, maka sebaiknya prosedur dijelaskan dengan baik dan keluarga boleh mendampingi kalau tidak ada hal-hal yang membahayakan, misalnya radiasi, kontaminasi infeksi dan lain sebagainya," tulis Dr. Posma Siahaan.

***

Yeremias Jena memaparkan sebuah studi tentang pelecehan seksual yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan. Tulisnya, dari 88 perempuan yang dilakuakam survei, 99 persen di antaranya pernah mengalami pelecehan seksual di jalan.

"Pelecehan itu termanifestasi secara beragam, dengan persentasi yang paling tinggi mulai dari melirik (leering), membunyikan klakson ketika melihat perempuan (honking), bersiul (whistling), lalu kemudian diikuti dengan melontarkan komentar seksi, bahasa tubuh yang vulgar, melontarkan komen-komen yang mengandung cabul secara eksplisit, dan mengeluarkan bunyi/suara seperti orang berciuman (kissing noises)," tulis Yeremias Jena.

Hasil penelitian tentang bagaimana perempuan mengalami pelecehan di jalanan.
Hasil penelitian tentang bagaimana perempuan mengalami pelecehan di jalanan.
Yang jelas, kata Yeremias Jena, kita tidak bisa langsung percaya begitu saja bahwa perilaku tidak terpuji itu dilakukan secara iseng, kebetulan, karena ada kesempatan, tidak bisa mengendalikan diri, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun