"Padahal, banyak orang yang menuding negara itu sebagai negara yang tidak beradab. Kalau kita bandingkan hukuman bagi pelaku kejahatan seksual di AS dan di Indonesia dari sisi moral: bangsa mana yang lebih mengedepakan moral?" tanya Syaiful W. Harahap dalam tulisannya "Naked Power" Dipakai oleh Perawat Melakukan Pelecehan Seksual kepada Pasien yang Tak Berdaya.
***
Menarik untuk memerhatikan pengalaman yang dialami Dr. Posma Siahaan ketika bertemu dengan pasien yang mengidap asma. Begini, satu waktu pasien tersebut memasuki ruang periksa. Namun, seperti sudah memahami, pasien tersebut ingin membuka pakaiannya. Sesaat hendak dibuka, Dr. Posma Siahaan menahannya dengan bertanya.
"Oh, nanti. Kita ngobrol dahulu, mbak ini sesak napasnya sejak kecil atau baru saja? Ada pelihara kucing atau binatang lain? Ada yang merokok di rumah?" kata Dr. Posma Siahaan.
Sebenarnya bunyi napas si Pasien sudah terdengar mengi kayak anak kucing mengiau lirih, tanpa stetoskoppun Dr. Posma Siahaan menempel di dadanya ia tahu. Jadi, untuk kasus seperti ini, kata Dr. Posma Siahaan, pasien tidak perlu membuka bajunya.
Sebenarnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Rumah Sakit untuk mengindari (atau, meminimalisir paling tidak) supaya hal serupa tidak terjadi kembali. Karena biar bagaimana pun Rumah Sakit tidak memasangkan CCTV di ruang-ruang tertentu, seperti ruang operasi. Dr. Posma Siahaan menganjurkan pihak rumah sakit menugaskan dua orang dan salah satunya atau keduanya wanita bila si pasien wanita.
"Bila tidak ada petugas wanita yang tersedia, maka sebaiknya prosedur dijelaskan dengan baik dan keluarga boleh mendampingi kalau tidak ada hal-hal yang membahayakan, misalnya radiasi, kontaminasi infeksi dan lain sebagainya," tulis Dr. Posma Siahaan.
***
Yeremias Jena memaparkan sebuah studi tentang pelecehan seksual yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan. Tulisnya, dari 88 perempuan yang dilakuakam survei, 99 persen di antaranya pernah mengalami pelecehan seksual di jalan.
"Pelecehan itu termanifestasi secara beragam, dengan persentasi yang paling tinggi mulai dari melirik (leering), membunyikan klakson ketika melihat perempuan (honking), bersiul (whistling), lalu kemudian diikuti dengan melontarkan komentar seksi, bahasa tubuh yang vulgar, melontarkan komen-komen yang mengandung cabul secara eksplisit, dan mengeluarkan bunyi/suara seperti orang berciuman (kissing noises)," tulis Yeremias Jena.