Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merealisasikan janji kampanyenya dengan tidak memperpanjang izin usaha Hotel Alexis yang disinyalir sarat akan praktik prostitusi. Bahkan sebelum keputusan penoklakan izin ini diambil, ada lapisan masyarakat yang ingin menggelar demo di depan hotel tersebut, tapi niat tersebut urung dilakukan.
Ulasan soal "penutupan Hotel Alexis" menjadi salah satu artikel pilihan kali ini. Artikel menarik lainnya adalah tentang "sepeda pintar" yang ada di Tiongkok yang ramah lingkungan. Selain dua tema tadi, ada juga artikel yang membahas soal pelepasan burung Love Bird di dekat kawasan konservasi Gunung Salak, peristiwa meledaknya gudang peluru di Cilandak 33 tahun silam, dan perekonomian di Bali yang luluh lantak karena erupsi Gunung Agung. Berikut, lima artikel pilihan hari ini.
1. Pak Anies, Alexis, dan Janji DP 0 Rupiah

Alasan penolakan ini murni untuk menghilangkan dugaan praktik prostitusi di Hotel Alexis, bahkan pada (19/10) beredar sebuah selebaran yang bertuliskan Forum Masyarakat Jakarta Utara akan berunjuk rasa menentang keberadaannya. Merujuk pada selebaran tersebut, jurnalis Kompas TV, Aiman Witjaksono menyambangi lokasi untuk mewartakan aksi.
Namun setelah dua jam menunggu, tak ada indikasi akan adanya aksi. Aiman beserta tim berinisiatif untuk menghubungi nomor kordinator lapangan aks yang tertera pada selebarani, sayangnya tidak ada respon dari pemilik nomor tersebut.
Akhirnya mereka memutuskan untuk mendekat ke hotel. Ia hanya mendapati banyaknya pereman yang berjaga di sekitaran hotel dan ada empat orang penjaga yang menyambutnya. Akhirnya Aiman dan tim diajak bertemu dengan petugas humas di ruangannya. Namun petugas tersebut enggan diwawancarai. Ketegasan seperti ini tetap ditunggu masyarakat, seperti yang telah Anis-Sandi katakan soal rumah DP 0 persen. Â
2. Jangan Kalah, Sepeda Saja Internetan

Jika ingin mengembalikan sepeda pintar ini tak perlu repot memarkirkannya di tempat semua, cukup tempatkan di sembarang tempat, karena selanjutnya akan ada warga yang menyewa sepeda itu. Lama kelamaan, budaya menaruh sepeda semakin baik, yakni di bawah pohon rindang atau tempat-tempat yang tidak mengganggu aktivitas warga.