Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengapa Harga Kebutuhan Selalu Naik saat Menjelang Ramadan?

24 Mei 2017   17:45 Diperbarui: 25 Mei 2017   02:43 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadan tiba, bagi umat muslim ini adalah bulan penuh berkah sebagai persiapan menyambut hari raya Idul Fitri. Setiap jelang Ramadan ada fenomena unik di pasar, yaitu naiknya harga barang-barang kebutuhan. Hal ini terjadi setiap tahun dan seolah menjadi hal yang biasa. Tapi tahukah Anda alasan mengapa harga barang-barang kebutuhan ini melonjak setiap jelang Ramadan?

Ulasan soal naiknya harga kebutuhan saat jelang Ramadan ini menjadi salah satu artikel pilihan Kompasiana hari ini. Selain itu ada juga artikel tentang persamaan antara munggahan dan thanks giving.

Berikut ini adalah ulasan artikel pilihan Kompasiana selengkapnya.

1. Kenapa Tiap Jelang Ramadan Harga Barang Naik?

Ilustrasi. Kontan.
Ilustrasi. Kontan.
Hampir bisa dipastikan, setiap menjelang bulan Ramadan harga barang-barang naik di pasar. Ini terjadi setiap tahun dan layaknya menjadi kebiasaan yang sulit dicegah. Tapi tahukah Anda mengapa hal ini selalu terjadi?

Ternyata fenomena ini memang bisa dijelaskan dengan teori dan hukum ekonomi di mana persediaan barang sedikit dan permintaan barang tersebut banyak maka harga dengan sendirinya akan naik. Dan naiknya harga ini merupakan upaya agar barang tidak hilang dari pasar.


Kenaikan ini adalah sebuah keharusan dan memang akan selalu terjadi di pasar ketika pasar dalam kondisi yang memungkinkan. Namun ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai antisipasi.

Ulasan selengkapnya bisa Anda baca melalui tautan berikut ini. 

2.Hati-hati Gunakan Kata-kata Berikut dalam Candaan

Ilustrasi. guff.com
Ilustrasi. guff.com
Era teknologi yang kian canggih membuat aliran informasi semakin cepat. Media sosial menjadi jembatan informasi yang sulit untuk dikendalikan. Di media sosial, ada banyak percakapan terjadi dan tidak sedikit dari mereka para netizen melontarkan candaan-candaan dengan bahasa yang beragam. Tapi sejatinya kita sebagai netizen harus peka dan berhati-hati dalam memilih diksi untuk melontarkan candaan.

Contohnya adalah kata "autis" atau "gembrot" yang sering dilontarkan untuk mengejek orang. Candaan seperti ini berisiko menyinggung perasaan orang lain. Kita harus mempelajari lebih lanjut kata-kata yang berisiko menyinggung perasaan lawan bicara.

Ulasan selengkapnya bisa Anda baca melalui tautan berikut ini. 

3. Mengapa Perusahaan Gagal Berinovasi?

ilustrasi. Forbes
ilustrasi. Forbes
Risiko adalah hal yang selalu ada di manapun termasuk dalam dunia kerja. Perusahaan pun demikian, harus berani menanggung risiko kegagalan atas segala kebijakan yang diambil. Tapi untuk bergerak lebih jauh, perusahaan harus berani mengambil risiko yang lebih besar yakni dengan berinovasi.

Inovasi bisa berhasil jika perusahaan memperhitungkan segala keputusan dengan tepat dan ada motivasi serta keberanian untuk melakukannya. Tapi sebuah kesalahan fatal bila perusahaan menganggap inovasi adalah sebuah kegiatan. Inovasi adalah kultur, bukan kegiatan. Inilah yang seringkali disalahartikan dan berisiko pada kegagalan.

Selengkapnya 

4. Mencari Jejak Parit Pakuan Pajajaran di Kota Bogor

Tugu Kujang. Lovelybogor.com
Tugu Kujang. Lovelybogor.com
Dalam sejarah Bogor, tercatat ada kerajaan yang pernah berdiri di sana yakni Kerajaan Pakuan Pajajaran. Keberadaannya disinggung dalam prasasti Batu Tulis dan dikatakan ada sebuah parit yang menjadi benteng pertahanan kerajaan pada saat itu.

Artikel ini menceritakan pengalaman si penulis menjelajahi Kota Bogor untuk menemukan Parit Pakuan yang tertulis dalam prasasti ini. Menggunakan buku "Mencari Gerbang Pakuan" karya Saleh Danasasmita sebagai panduan, penulis mencoba menelusuri jejak keberadaan Gerbang Pakuan dan Parit Pakuan di Kota Bogor.

Tulisan ini sangat menarik karena menceritakan pengalaman secara runut mulai dari titik awal pencarian, detail lama perjalanan, hingga berisi foto-foto petualangan selama pencarian ini.

Ulasan ini bisa Anda nikmati melalui tautan berikut ini. 

5. Munggahan dan "Thanks Giving", di Mana Sisi Pendidikannya?

Ilustrasi munggahan. Tribunnews.com
Ilustrasi munggahan. Tribunnews.com
Lagi-lagi artikel soal jelang Ramadan. Di Indonesia setiap menjelang bulan Ramadan ada tradisi makan bersama yang dikenal dengan istilah "munggahan". Penulis artikel ini yang merupakan seorang guru bahasa dan budaya dikunjungi oleh murid yang berasal dari Amerika Serikat. Murid tersebut tertarik dengan kebiasaan munggahan di negeri ini.

Munggahan yang menjadi budaya di Indonesia ternyata serupa dengan "thanks giving day" yang ada di negara-negara Eropa. Pada hari tersebut masyarakat bersama keluarganya berkumpul dan bersua dalam kehangatan makan bersama. Bahkan para keluarga perantau pun rela pulang kampung demi merayakan thanks giving day ini.

Munggahan dan thanks giving ternyata memiliki sisi pendidikan yang kental dan serupa misalnya mengajarkan kedisiplinan, penghormatan dan tanggung jawab.

Ulasan lengkap tentang munggahan dan thanks giving day ini bisa Anda baca melalui tautan berikut. 

(yud)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun