Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Apakah Data dan Statistik akan Memengaruhi Pilihan Warga DKI?

18 Januari 2017   17:53 Diperbarui: 19 Januari 2017   10:08 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. The Huffington Post

Mungkin penonton bisa tertawa dan terhibur menonton tingkah polah para tokoh sinetron sambil istirahat malam di rumah. Ini merupakan kisah nyata. Yang menjadi pertanyaan, mengapa jalan seperti ini yang harus mereka pilih? Tuntutan hidup, sekadar tergiur iming-iming gaji besar, atau karena tren? Istri bekerja hingga keluar negeri menjadi pembantu rumah tangga, sementara suami tanpa bekerja dan hanya mengurus rumah dan anak.

Di dalam negeri kita teriak-teriak “kebanjiran” tenaga kerja asing (terutama yang berasal dari China), sementara nasib dan perlindungan “para devisa negara” alias TKW yang tersebar di luar negeri seperti dinafikan.

Selengkapnya

4. Belajar dari AS, Trump Terpilih karena Kurangnya Empati Antargolongan

Donald Trump. BBC.com
Donald Trump. BBC.com
Saat Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat, banyak media massa yang menunjukkan rasa terkejut. Tapi, mungkin justru itu masalahnya. Ray Hanania, jurnalis Arab-Amerika pendukung Donald Trump, mengatakan bahwa media AS telah menyesatkan masyarakat AS dengan menjadikan mereka punya pola pikir bahwa pasti Hillary Clinton, rival Trump, akan menang.

Opini media massa AS serta opini dominan di masyarakat AS bergerak ke arah golongan liberal dan mereka yang sedikit saja tidak setuju dengan pendapat liberal akan dicap rasis dan xenofobik bukannya ditanggapi dengan pendapat yang semestinya.

Sensor golongan liberal terhadap golongan konservatif memperlebar jarak yang telah ada di antara mereka.Hal ini bukan untuk mengatakan bahwa orang-orang liberal yang kebanyakan minoritas tidak punya alasan kuat. Namun manusia mungkin adalah mahluk rasional. Tapi lebih dari itu, kita adalah mahluk emosional. Pengasingan dari sekitar kita akan menimbulkan rasa marah dalam diri kita.

Selengkapnya 

5. Memberdayakan Bahasa Jawa di Kota Besar Melalui Kuliner Tradisional

Nasi Kucing. Aneka Resep
Nasi Kucing. Aneka Resep
Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional sudah kita yakini sejak berikrarnya Sumpah Pemuda yang menyatakan bahwa para pemuda menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Namun bukan berarti kita tidak boleh mencintai bahasa daerah sebagai ciri khas daerah masing-masing.

Kuliner adalah salah satu ciri khas sebuah daerah. Melalui kuliner ini juga masyarakat bisa memberdayakan dan mengenalkan bahasa daerahnya masing-masing secara nasional.

Contoh sederhananya adalah ego kucing, wedang jahe, atau tempe mendoan.Sajian semacam itu menggunakan bahasa daerah Jawa sego, wedang, atau mendoan.

Selengkapnya 

(YUD)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun