Mohon tunggu...
LuhPutu Udayati
LuhPutu Udayati Mohon Tunggu... Guru - ora et labora

Semua ada waktunya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dunia Tanpa Koma

3 Oktober 2018   16:28 Diperbarui: 3 Oktober 2018   16:52 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : pixabay.com

Dienda tercekat.

Pikirnya terseret jauh ke masa berkuliah di sebuah kota kecil.

Pertengkaran kecil, tapi sumbunya sudah lama dirambati api kecemburuan, sehingga ledakannya menghancurkan segenap asa dan impian mereka. 

"Alasanmu, selalu sama. Tugas liputan melulu. Kapan waktumu untukku?" Dienda protes keras, karena Jim membatalkan  begitu sajalagi dan lagi, acara nonton pertunujukkan teater malam itu.

Entah sudah berapa kali janji tidak pernah ditepati , atau direalisasikan oleh Jim, karena dia mementingkan pekerjaannya. 

"Mencobalah mengerti,Dienda. Aku bekerja untuk membiayai kuliahku. Aku bekerja supaya masa depan kita bisa menjadi lebih baik."

Jim meraih tangan Dinda, namun ditepis keras oleh Dienda.

Jim tersinggung.

"Dienda, aku ini jurnalis. Dunia kerjaku, dunia tanpa ko..."

"Bosan aku mendengar perkataan dunia tanpa koma itu,Jim"

"Kalau kata-kata itu selalu kamu jadikan alasan untuk aku tetap bertahan mendampingimu, maka mulai sekarang aku yang akan memberi tanda baca, tapi bukan koma lagi. Titik." Dienda menangis marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun