Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengusung Risma ke Pilkada DKI 2017, Benarkah Langkah yang Tepat?

23 Agustus 2016   12:41 Diperbarui: 23 Agustus 2016   12:52 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Kompas.com

Hingga sampai saat ini masih belum jelas langkah PDIP dalam menghadapi Pilgub DKI 2017. Sempat muncul wacana akan mengusung Walikota Surabaya Tri Rismaharini menuju DKI-1. Namun wacana tersebut belum juga memperoleh kepastian. Diusungnya nama Tri Rismaharini karena ia memiliki suara yang cukup kuat untuk menjegal suara Ahok di Jakarta.

Karena harus menarik Walikota Surabaya, wacana tersebut menuai pro dan kontra di masyarakat. Kompasiana pun membuat jajak pendapat tentang hal ini. Dengan melontarkan statement bahwa "Risma Ke Jakarta, Langkah Jitu Pdip" sebanyak 7 Kompasianer mengatakan sependapat dengan pernyataan ini dan 18 Kompasianer lainnya memberi pendapat berbeda.

Syamsuardi Dedi menyatakan bahwa ia sependapat dengan statement yang dilontarkan Kompasiana. Bahkan menurutnya keputusan ini mampu membuat Jakarta lebih baik.

“Setuju. Jakarta itu etalase-nya Indonesia. Baik buruk rupa Indonesia sangat ditentukan baik buruknya Jakarta. Oleh karena itu Jakarta butuh pemimpin yang bisa mengayomi seluruh komunitas masyarakat yang tinggal di Jakarta. Risma dengan segala pengalamannya mampu memimpin dan mengelola Jakarta menjadi lebih baik” tulis Syamsuardi

Wacana mengusung Risma ke Pilkada DKI 2017 juga didukung Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan. Menurutnya warga DKI perlu diberikan alternatif calon pemimpin yang seimbang untuk menghadapi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Kompasianer Ali Musri Syam juga setuju bila Risma adalah calon yang seimbang, selain itu rakyat DKI diberi pilihan yang menarik. “Lawan sepadan, jika berhasil maju sebagai calon, maka Rakyat DKI diberi Pilihan untuk menentukan siapa yang terbaik.” Tulisnya.

Bila Risma nantinya setuju untuk maju ke Pilkada DKI 2017 dan terpilih menjadi Gubernur DKI, tentu saja ia harus meninggalkan jabatannya di Surabaya. Hal ini lah yang menjadi masalah, warga Surabaya merasa Risma adalah pemimpin yang tepat bagi mereka dan tidak setuju bila ia harus mengurus Jakarta.

Koalisi kekeluargaan pun yang berjumalh tujuh partai yakni PAN, PDI-P, PPP, PKS, PKB, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat juga diwacanakan akan ikut mendukung Risma di Pilgub DKI karena wali kota perempuan pertama Surabaya itu diyakini bisa menandingi popularitas Ahok di Pilgub DKI tahun depan. 

Namun Risma sendiri mengatakan, dirinya tidak dalam kapasitas menentukan menerima atau menolak dukungan menjadi cagub DKI dari Koalisi Kekeluargaan.

"Itu ranahnya Gusti Allah (Tuhan), saya takut jika turut campur," kata Risma sebagaimana diberitakan Kompas.com 

Bahkan puluhan warga Surabaya telah menggelar aksi menolak Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk menjadi calon gubernur DKI, Selasa (9/8/2016). Berdasarkan berita di Kompas.com, salah satu peserta aksi, Yanto, juga sempat mengancam akan menduduki kediaman Risma jika sampai bersedia dicalonkan menjadi cagub DKI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun