Kompasianer, apa definisi pamer menurutmu? Hal apa yang biasanya kamu pamerkan di media sosial? Makanan enak, pakaian mahal, jalan-jalan, atau pamer punya keluarga harmonis dan pasangan yang cantik/ganteng?
Memangnya bagaimana sih batasan antara pamer/flexing dengan sekadar berbagi cerita di media sosial? Bagaimana jika ternyata kita tak berniat pamer, tetapi orang lain yang menganggap kita pamer?
Pasca diperkarakannya kekayaan milik mantan ASN Dirjen Pajak Rafael Alun Trisambodo, gaya hidup pejabat negara lainnya tak luput dari sorotan masyarakat. Sejumlah akun medsos istri dan anak pejabat lainnya pun tak luput dari kritik.
Sebut saja keluarga pejabat Bea Cukai di Yogyakarta hingga keluarga Kepala Bea Cukai Makassar.
Presiden Joko Widodo sendiri mengimbau pejabat untuk hidup sederhana dan tidak memamerkan kemewahan di media sosial. Selain untuk menunjukkan sensitivitas terhadap kesulitan hidup masyarakat, juga demi menjaga nama baik instansi serta menjaga kepercayaan masyarakat.
Kompasianer, apakah menurutmu setelah ini akan banyak sosok pejabat yang tutup akun lantaran surat imbauan resmi untuk tidak tampil mewah di depan publik? Apakah imbauan ini efektif mengubah gaya hidup pejabat sekaligus menurunkan keinginan menimbun kekayaan?
Apakah setelah ini orang-orang malah berkompetisi "memamerkan kemiskinannya"? Tiba-tiba posting naik kendaraan umum, jajan kopi sachet, atau posting foto isi rekening yang hampir nol. Tidakkah beberapa di antara kita memang sudah sering foto hal tersebut, termasuk Mimin?
Jika sudah begitu, apakah kamu juga akan meneladan imbauan untuk hidup sederhana dan tidak pamer kemewahan? Bagaimana perasaanmu terhadap orang yang suka pamer? Iri, termotivasi, ingin menasihati, atau biasa saja?
Bagikan opini, pengalaman, dan ceritamu di Kompasiana. Sematkan label Pamer Kekayaan pada setiap konten yang dibuat.
