Kompasianer, adakah di antara Anda yang memiliki profesi atau pengalaman berkarya di bidang riset dan pengembangan teknologi?
Mungkin sebagai dosen yang rajin menerbitkan jurnal ilmiah? Atau tenaga medis yang bekerja di lab? Teknokrat yang melakukan studi untuk kemudahan pubik? Atau pengembang aplikasi?
Merdeka Belajar masih jadi gaung Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun ini. Namun, mampukah gaung itu mampu memberi ruang bagi perkembangan riset dan menelurkan ilmuwan-ilmuwan yang mumpuni?
Di zaman modern ini riset menjadi sebuah tulang punggung baru bagi sebuah bangsa. Sebab, tidak ada bangsa maju tanpa riset yang baik.
Nomenklatur Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi harus menjawab hal tersebut. Terlebih karena bidang riset dan teknologi kini telah dilebur dalam satu payung Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi.
Lingkungan pendidikan kita juga harus mampu menciptakan atmosfer dan ekosistem riset sehingga mampu mengakomodasi kebutuhan ilmuwan kita. Selain juga menjadi inkubasi/cikal bakal lahirnya ilmuwan-ilmuwan muda.
Kompasianer, bagaimana realitas dunia riset yang Anda alami? Apa tantangan, hambatan, serta proyeksi yang Anda harapkan? Dukungan apa yang Anda perlukan dari pemerintah dan masyarakat umum?
Bagaimana iklim pendidikan dapat mendukung perkembangan ilmu berbasis riset? Optimiskah Anda dengan formasi baru yang kini tengah berlangsung di kabinet?
Bagikan kisah, opini, dan kiat di Kompasiana dengan menyematkan label Hari Pendidikan Nasional 2021 pada tiap konten yang Anda buat.
