Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

8 Pemikiran untuk Rio yang Melaju di F1

20 Maret 2016   08:58 Diperbarui: 20 Maret 2016   09:01 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manor Racing memang bukanlah tim besar sekelas Ferrari atau Mclarens. Manor kerap mengalami berbagai kendala di ajang ini. Memang usia Manor di Formula 1 terbilang masih muda dan sulit untuk dibandingkan dengan tim-tim yang lebih dulu mengikuti Formula 1. Rio juga merupakan pebalap dengan usia muda. Meski demikian, Rio memiliki segudang prestasi di dunia balap. Kompasianer Hengky Dwi Cahyo menakar keuntungan dan kerugian Rio bergabung dalam tim Manor Racing ini.

Menurut Hengky, ada beberapa poin yang menjadi keuntungan. Pertama, Manor menggunakan mesin baru pabrikan Mercedes yang canggih. Mesin ini tentu memiliki potensi yang lebih baik daripada mesin yang digunakan pada musim sebelumnya. Sebagai pebalap muda, Rio diharapkan dapat memaksimalkan kemampuan mesin yang terbilang memiliki tenaga dahsyat ini. Kedua, pebalap satu tim dengan Rio, Pascal Wanrlein bukan berasal dari GP2 maupun GP3 sehingga tentu akan memakan waktu adaptasi yang lebih lama. Hal ini bisa menguntungkan Rio yang lebih lama duduk di cockpit GP2. Ketiga, tim ini memiliki ahli aerodinamika yang ikut mengantarkan legenda F1 Schumacher berdiri di podium tertinggi. Tentu saja keberadaan Nicolas Tombazis sebagai ahli aerodinamika menjadi sebuah keuntungan bukan hanya bagi Rio tapi juga bagi Manor Racing.

6. Ketika Malaysia Melirik Pembalap F1 Indonesia

Ketika Rio dipastikan berlaga di F1, ada berita beredar bahwa Malaysia akan ikut menjadi sponsor dengan memasang logo Visit Malaysia pada mobil Rio. Meskipun ternyata kabar ini tidak benar, Syafrul Bandi membayangkan jika ada logo Malaysia di mobil Rio adalah sebuah rasa malu yang besar untuk kita. Syafrul menilai aksi Rio di arena F1 bisa menjadi jurus ampuh bagi pemerintah untuk menarik perhatian wisatawan mancanegara.

Peluang berpromosi bersama Rio sangatlah potensial karena event Formula 1 memiliki skala yang sangat besar. Bahkan, figur Rio juga bisa menjadi nilai tambah. Usia yang muda dengan prestasi melimpah serta kecerdasan di sirkuit dan ketaatannya dalam ibadah menjadi poin plus. Menurutnya momentum berlaganya Rio di Formula 1 harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan tidak menjadi polemik di dalam negeri.

7. Target Realistis Rio, Rookie Terbaik GP Formula1 2016

[caption caption="Rio mencium bendera Merah Putih saat dipastikan berlaga di F1. Sumber : print.kompas.com"]

[/caption]Rio Haryanto telah berhasil mewujudkan mimpinya. Bukan hanya mimpi pribadi, tetapi juga mimpi bangsa yang ingin ada warga negaranya berlaga di F1. Uji coba pramusim sudah dilakukan dan Rio telah menunjukkan kemampuannya. Sebagai pendatang baru, tentu proses adaptasi tidak bisa berjalan dengan cepat. Rio mengalami dua kali keluar lintasan saat uji coba. Hal inilah yang dilihat oleh Hery Syofyan.

Menurut Hary Syofyan, hasil tes pramusim tentu bisa dijadikan sebuah tolok ukur. Bagi kita, bisa menembus ajang F1 saja sudah merupakan prestasi yang tinggi dan tinggal berharap saja Rio bisa tampil sebaik mungkin. Rio sendiri memiliki target jangka pendek. Sebagai pendatang baru, tentu gelar Rookie terbaik menjadi salah satu tujuan. Dan memang, tidak menutup kemungkinan Rio dapat mengejar gelar ini. Menurut Hery, Rio juga mendapat dua tantangan yang cukup berat untuk mendapatkan gelar ini. Ada dua pendatang baru dengan poengalaman yang lebih dari dirinya. Meski demikian, gelar Rookie terbaik 2016 adalah hal yang realistis.

8. Wajarkah Sumbangan 225M untuk Rio?


Artikel milik Karmani Soekarto ini kembali menyinggung dana yang dikucurkan pemerintah untuk satu kursi Rio di Formula 1. Dana Rp225 miliar memang terlihat sangat besar untuk kita. Apalagi dengan daya beli yang masih rendah terkait pendapatan perkapita di Indonesia saat ini. Karmani mengatakan jika kita mengukur dengan hal-hal kecil, tentu angka ini terlihat menjadi sangat besar. Namun, bagaimana jika dibandingkan dengan ukuran lain? Misalnya biaya belanja iklan sebuah perusahaan, tentu angka Rp225 miliar ini malah terlihat kecil. Pemerintah juga tentu berpikir matang tentang pengeluaran ini.

Menurut Karmani, tentu dengan biaya sebesar ini pihak yang paling diuntungkan adalah Indonesia sendiri jika dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengiklankan Indonesia di mata dunia. Karmani juga menyimpulkan bahwa dana yang harus digelontorkan ini terbilang sangat wajar jika dibandingkan dengan keuntungan yang bisa kita dapatkan dari momen ini.

---

Rio Haryanto kini menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Menjadi orang pertama yang berlaga di ajang adu cepat jet darat membuka jalan agar Indonesia semakin harum di mata dunia. Tanpa melihat sisi kontroversial soal dana yang dikucurkan, kini kita hanya bisa berharap agar Rio membuktikan dirinya layak bersaing di kalangan elite para pebalap. Nama baik Indonesia dipertaruhkan di atas pundaknya. (YUD)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun