Mohon tunggu...
Dewanti Nurcahyani
Dewanti Nurcahyani Mohon Tunggu... Editor -

Sukanya jalan-jalan dan fotografi. Kerjanya ngedit buku arsitektur dan buku anak, kadang jadi penulis. Penikmat fashion, "Clothes can boost my mood!"

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Balajar Membaca, Menyunting, dan Menulis Buku Kegriyaan

3 Juli 2013   11:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:05 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar pertengahan bulan Juni saya menjadi bagian dari redaksi penerbitan di perusahaan tempat saya bekerja. Redaksi tempat saya menyalurkan 'minat' saya ini merupakan salah satu penerbit yang menerbitkan buku-buku mengenai griya atau rumah. Buku-buku yang diterbitkan seperti mengenai desain rumah, eksterior, interior, tips membangun, merawat, memadupadankan warna ruang, interior, dan sebagainya yang masih berkaitan dengan kegriyaan. Awalnya, saya bertanya pada diri saya sendiri, "Apakah bisa? Kalau dilihat berdasarkan latar pendidikan atau hobi saja, saya jarang sekali untuk sekadar membaca artikel mengenai rumah. Lalu saya mulai dari mana?" Terjawablah, saya mulai dari menyunting sebuah naskah yang lebih kurang tebalnya 190 halaman. Bermodal ilmu penyuntingan pada saat kuliah dulu, sangat membantu saya dalam menghadapi naskah tersebut. Juga tidak kurang berkat bantuan foto/gambar yang tersedia dalam naskah, membantu saya untuk mendeskripsikan disaat saya diminta untuk menulis pada teks-teks yang dirasa masih kurang oleh penanggung jawab redaksi saya. Berjalannya waktu, kini saya tidak hanya diberi tanggungan menyunting naskah, tetapi juga mengumpulkan naskah serta menjadi penulis yang nantinya naskah-naskah tersebut akan terbit menjadi buku. Muncul lagi pertanyaan yang lebih banyak kepada diri saya sendiri, "Apa bisa? Sudah siapkah menjadi seorang penulis? Tema apa yang mau ditulis? Mulai darimana menulisnya?" Saya harus menemukan jawabannya, segera!!!

Waktu berselang, jawaban-jawaban di atas cukup memakan banyak hal (ya, banyak, tidak perlu disebutkan satu-satu :p). Namun secara perlahan memahami diri sendiri terlebih dahulu sangat perlu. Kemudian semua yang memang masih dapat dan harus dipelajari, sedikit demi sedikit. BELAJAR!!! Ya, belajar tentang, dari, dan untuk segala hal. Belajar membaca, lebih tepatnya belajar menyukai membaca apa pun, terutama artikel atau buku-buku griya. Walaupun terkadang banyak orang mengalami kendala saat membaca, mulai dari diri sendiri yang memang pada dasarnya tidak suka membaca, mata kelelahan, iritasi, atau mata kantuk, dan susah memahami sesuatu. Jangan malas! Semangat!! Tidak hanya membaca, meski sudah pernah menjalani mata kuliah penyuntingan atau istilah lainnya lebih dikenal editing, tetapi berlatih secara rutin, itu keharusan. Apalagi bidang ilmu yang sedang ditekuni saat ini agak berbeda dari waktu-waktu lalu. Menjadi seorang penyunting yang teliti dan profesional untuk membuat kalimat buku lebih baik dan menarik, siapa mau? Jangan berhenti! Tetap semangat!!! Hubungan membaca dan menyunting tidak dapat dipisahkan, begitu juga hubungan menulis dengan kedua kegiatan tersebut, mereka berkerabat, dekat. Dalam menulis, biasanya yang sering terasa di awal adalah kesulitan untuk memulai tulisan itu sendiri. Memperoleh inspirasi dan memunculkan ide tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi menuangkan inspirasi serta ide tersebut menjadi sebuah tulisan, tidak semudah, segampang, segampil, segancil mengedipkan mata. Dalam kondisi yang tidak fit, kurang konsentrasi, dan banyak kegiatan lain yang harus dikerjakan sering kali menjadi penyebab seseorang tidak punya waktu untuk menulis. Lain hal dengan yang memang tidak suka atau tidak mau. Namun, kembali lagi pada >> BELAJAR. Apa yang tidak bisa dipelajari di dunia kita yang sudah tua renta ini? Sejak dahulu sudah ada yang mengatakan, "Di mana ada kemauan di situ ada jalan.". Tulis saja dulu, selagi masih ada pembaca dan penyunting, hasil tulisan masih bisa menjadi lebih baik. Jangan menyerah! Terus semangaaaaatttttt!!!!

Dan saya sebagian kecil dari kita yang masih terus belajar, sebab sejak dahulu juga sudah ada yang mengatakan, "Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali!". Keep spirit, fight, and action!!! :’)

*Bagi kompasianer atau siapa saja yang suka menulis, baik di bidang griya atau bidang ilmu lainnya, bisa merekomendasikan atau sekadarsharing mengenaioutlineatau naskahnya. Ingin info lebih lanjutvia message.Monggo...  :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun