Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kapolri: Kita Cakar-cakaran di Dalam, Bangsa Ini Tidak Akan Maju

26 April 2017   11:45 Diperbarui: 26 April 2017   21:00 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menghadiri acara Tabligh Akbar memperingati IsraMiraj Nabi Muhammad di Mapolda DIY| Kompas.com

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menghadiri acara Tabligh Akbar memperingati IsraMiraj Nabi Muhammad di Mapolda DIY| Kompas.comYOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menghadiri acara tabligh akbar memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad di Mapolda DIY.

Dalam tausiahnya, Tito mengajak jemaah tabligh akbar untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kebinekaan dan mengingat spirit pemikiran para pendiri bangsa.

"Masalah kebinekaan ini kita harus rawat dan jaga terus. Kita bersyukur telah melewati masa-masa kritis yang bisa mengancam kebinekaan kita," ujar Tito di depan ribuan jemaah tabligh akbar, Senin (25/4/2017) malam.

Baca juga: Kapolri Minta Masyarakat Jangan Terus Persoalkan Perbedaan

Dia menjelaskan, beberapa daerah di Indonesia belum lama ini mengelar pilkada 2017 dalam rangka melaksanakan sistem demokrasi, baik untuk memilih gubenur, wali kota maupun bupati. Beberapa pilkada diwarnai dengan dinamika yang dapat memecah belah kebinekaan.

"Kita melihat bagaimana dinamika pilkada, misalnya Jakarta dimana terjadi hujatan di media sosial liarnya bukan main, saling menjelekkan, dan yang memprihatinkan membawa isu-isu sensitif," urainya.

Negara Indonesia, lanjut Tito, adalah negara yang unik. Tidak banyak negara yang memiliki ratusan suku, bermacam-macam agama dan ras.

"Kenapa kita perlu menjaga? Agar jangan sampai perbedaan ini bisa menjadi pemecah. Kita harus mengingat kembali pemikiran para pendiri bangsa ini," ucapnya.

Pada tahun 1928, Sumpah Pemuda yang diikuti banyak unsur dan elemen menyepakati tiga hal. Bertanah air satu, berbangsa yang satu dan berbahasa satu.

"Di tahun 1945 konsep dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dideklarasikan, berbeda-beda tetapi tetap satu. Konsep Pancasila ini harus dipahami spirit dan maknanya," tandas Tito.

Pendiri bangsa paham betul bahwa negara ini terdiri dari beragam suku, agama dan Ras. Oleh karena itu, para pendiri meminggirkan semua perbedaan baik suku, ras dan agama untuk melebur ke dalam satu, Negara Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun