JAKARTA, KOMPAS.com - "Saya sedih dengar kabar saudara-saudara korban bencana di Lombok. Tapi saya lebih sedih lagi karena saya tidak punya uang untuk bantu," ujar Retnawan Djoko Purnomo di kantor Go-Jek, Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (28/9/2018) siang.
Begitulah ungkapan keprihatinan pria 52 tahun yang kerap disapa Pakde Retnawan untuk para korban gempa bumi di Lombok.
Ia mengatakan, keprihatinan itu terus bergejolak di benaknya.
Baca juga: Go-Jek Jual 2,5 Juta Tiket Hiburan dalam Dua Tahun
"Yang saya punya hanya waktu, tenaga, dan motor," kata dia.
Pria yang telah 2 tahun menjadi pengemudi Go-Jek itu terus berpikir untuk mencari cara meringankan beban para korban gempa di tengah berbagai keterbatasan yang ia miliki.
Ide "ngebid" Bekasi-Lombok
Setelah melewati proses pergumulan panjang, Retnawan menemukan ide untuk membantu korban gempa Lombok.
Ia mengumpulkan uang hasil nge-bid atau mengantar penumpang dari Bekasi, Jawa Barat, menuju Lombok.
Retnawan mendiskusikan rencananya ini bersama rekan-rekan satu komunitasnya. Sebagian besar rekannya setuju dengan rencana Retnawan.
Baca juga: Caci Maki Pelanggan, Seorang Driver Go-Jek Dipecat
Namun, rekan-rekannya tidak dapat menerima penumpang di luar wilayah operasionalnya.