Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ali Mochtar Ngabalin: #2019GantiPresiden Mengesankan Kebelet Berkuasa

4 Juli 2018   12:49 Diperbarui: 4 Juli 2018   13:05 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tenaga Ahli Utana Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin.

JAKARTA, KOMPAS.com - Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menyoroti kian masifnya gerakan tanda pagar #2019GantiPresiden.

Menurut dia, gerakan tagar tersebut sudah terbukti tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat luas. Hal itu tercermin dari hasil Pilkada Serentak 2018 versi hitung cepat.

"Siapa pun yang kampanye pakai tagar itu, pasti tidak dapat simpati rakyat. Terbukti, semua calon kepala daerah di pilkada kemarin yang pakai tagar itu tidak mendapat dukungan pemilih," ujar Ali kepada Kompas.com, Rabu (4/7/2018).

Catatan Kompas.com mengenai hasil pilkada di Pulau Jawa, berdasarkan versi hitung cepat, pasangan kepala daerah yang diusung partai politik pendukung Jokowi, mendapatkan suara tertinggi.

Pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, Ganjar Pranowo-Taj Yasin, dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak menang di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Baca juga: PPP: Kemenangan RK-Uu, Ganjar-Yasin, dan Khofifah-Emil Memudarkan #2019gantipresiden

Adapun, calon yang diusung dari dua partai politik yang identik dengan rival Jokowi pada Pilpres 2019, yakni Partai Gerindra dan PKS, kalah versi hitung cepat dalam pilkada tingkat di provinsi di Pulau Jawa.

Namun, tentu saja hasil Pilkada Serentak 2018 di Pulau Jawa itu disertai catatan kalahnya calon yang diusung PDI-P di Jawa Barat dan Jawa Timur. Selama ini, PDI-P memang pengusung utama Presiden Joko Widodo.

Ali Mochtar melanjutkan, masyarakat tidak mendukung gerakan tersebut karena Indonesia memiliki karakteristik yang lembut dalam berpolitik.

"Latar belakang masyarakat Indonesia itu ramah-tamah. Adat Melayu, orang suka yang teduh-teduh, bermoral dan berakhlak, tidak memaksakan sesuatu dengan tagar seperti itu. Yang seperti-seperti itu tidak diterima," ujar Ali Mochtar.

"Oleh sebab itu, tagar #2019GantiPresiden menurut pengamatan Bang Ali adalah cara yang sebetulnya terkesan dia kepengin banget berkuasa, kebelet berkuasa dan tidak memperhatikan tata krama dalam berpolitik," kata politikus Partai Golkar tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun