Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jalur Pantura, Jejak Daendles yang Kalah Pamor dari Tol Trans Jawa

14 Juni 2018   08:15 Diperbarui: 14 Juni 2018   08:18 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Comal, Pemalang menuju Pekalongan, Rabu (13/6/2018).

Meski perannya mulai tergantikan oleh ratusan kilometer jalan tol di beberapa ruas seperti Merak-Jakarta-Bogor, Jakarta-Cikampek-Bandung-Cileunyi, Cirebon, Semarang, Gresik Surabaya, namun Jalan Raya Pos adalah semacam garis bantu sketsa yang mendorong perkembangan seluruh cerita infrastruktur transportasi pulau Jawa dalam empat dekade terakhir.

Usaha pembangunan jalan ini adalah suatu karya spektakuler pada masanya. Menghubungkan Anyer di ujung barat sampai dengan Panarukan di wilayah timur pulau Jawa sepanjang kurang lebih 1.341 kilometer.

Andra menulis, diperlukan pengorbanan tak terhingga, baik harta, benda dan nyawa, untuk mewujudkan jalur pantura. Arti penting pulau Jawa dalam konstelasi politik waktu itu membuatnya menjadi vital untuk diperebutkan.

Rute kota yang dirancang dilalui jalan ini, bukan tanpa pertimbangan. Pada era kekuasaannya yang relatif singkat (1801-1811), Daendels menciptakan konsep kota-kota wisata (Bogor), kota pendidikan, wisata dan militer (Bandung).

Pintu keluar tol Batang.Kemudian kota pelabuhan dan perekonomian sekaligus benteng pengawas (Anyer, Banten, Semarang, Tuban, Surabaya) serta kota industri (berat dan pertanian) di Tangerang, Sumedang, Tegal, Gresik, Sidoarjo, dan Pasuruan.

Desain proyek yang disertai analisa tata ruang dengan mempertimbangkan kondisi geografis yang tepat menjadikan Jalan Raya Pos adalah referensi penting sejarah, ekonomi, tata ruang sampai dengan visi strategis sebuah pemerintahan.

"Jalan raya tidak hanya merupakan artefak komunikatif dan simpul pengikat suatu wilayah. Jalan raya, dengan kehidupannya sendiri, adalah ironi sejarah, modernitas dan kemanusiaan bangsa," tulis Andra.

Bagaimana nasibnya kini?

Kondisi jalur pantura terkini, meminjam istilah Rozy dan Condro, tidak crowded lagi. Arus lalu lintas lebih tertib dan mengalir lancar.

Peenumpukan keendaraan pemudik di Brexit, Brebes, Jawa Tengah, Rabu (13/6/2018). Penumpukan kendaraan terjadi akibat antrean panjang di beberapa pintu tol di ruas tol Pejagan-Pemalang.Hal ini karena secara fisik, jalannya lebih mulus. Hanya beberapa titik minor yang kami temui.

Bahkan, jalan pendekat jelang Jembatan Comal di Pemalang, yang menjadi simbol "penderitaan" pemudik tiap tahun kami dapati sangat sepi pada siang hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun