Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

49 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Kathmandu

13 Maret 2018   09:31 Diperbarui: 13 Maret 2018   09:39 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas penyelamatan Nepal berada di sekitar puing-puing sebuah pesawat terbang yang jatuh di dekat bandara internasional di Kathmandu, Senin (12/3/2018). (AFP/Prakash Mathema)

Penyebab kecelakaan belum diketahui, namun pihak bandara menyatakan pesawat tidak terkendali ketika mendarat.

Sementara itu, CEO US-Bangla Airlines Imran Asif menuduh pengawas lalu lintas udara Kathmandu yang gaduh.

"Pilot kami merupakan instruktur pesawat Bombardier, jam terbangnya lebih dari 5.000 jam," katanya.

Baca juga : 27 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Bandara Kathmandu

Seorang sumber dari pihak bandara yang tidak ingin menyebutkan namanya mengatakan, ada kebingungan antara petugas kontrol lalu lintas udara dan pilot terkait nomor landasan pacu di Kathmandu, antara landasan pacu 02 dan landasan pacu 20, yang seharusnya dimaksudkan pesawat untuk mendarat.

Saksi mata menyebutkan, pesawat Bombardier Dash Q400 turboprop buatan Kanada itu jatuh saat melakukan pendekatan kedua ke bandara untuk siap mendarat.

Juru bicara maskapai Kamrul Islam mengtakan, 33 penumpang merupakan warga Nepal, 32 orang berasal dari Bangladesh, satu orang warga negara China, dan satu orang dari Maladewa.

Media lokal melaporkan, banyak penumpang asal Nepal merupakan mahasiswa yang pulang ke rumah untuk berlibur.

Bandara Kathmandu sempat ditutup sebentar setelah peristiwa kecelakaan itu.

Baca juga : Sosialita Turki dan 7 Rekannya Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Iran

Sebagai satu-satunya bandara internasional di Nepal, para ahli berpendapat area pengunungan yang menjulang tinggi ke utara menyulitkan pilot untuk mendarat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun