Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melihat dari Dekat Kehidupan Suku Dayak di Lamandau Kalteng

2 Desember 2017   09:59 Diperbarui: 2 Desember 2017   10:41 1512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para tamu ke Desa Lopusdi, Kecamatan Delang, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, dipakaikan topi kehormatan adat Dayak, Jumat (30/11/2017).

Camp peserta Famtrip di kaki Bukit Bolau, Tapinbini Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, Jumat (30/11/2017). Camp ini dipersiapkan untuk pendakian.Ke sanalah nilai paket mengikuti trekking dan pendakian, menjadi tantangan tersendiri. Ketinggian bukit tak seberapa, hanya sekitar 400 meter. Namun, untuk sampai ke sana memerlukan waktu hingga 3 jam. Ini lantaran rute trekking yang terjal dan di sekelilingnya masih alami.

"Ugh ini pengalaman yang menyenangkan," kata Irene Van Steenberge, pelaku tour operator dari Belanda.

Bukan hanya itu, tantangan alam lain yang ditawarkan adalah mengikuti arung jeram, di derasnya aliran Sungai Lamandau yang lebar di bawah Bukit Bolau itu. Sementara di Lopus, pengunjung disuguhi kesempatan mengikuti bamboo rafting.

Frans Evendi, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau, menyatakan pihaknya mengembangkan wisata alam dan budaya sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Selain itu, imbuhnya, wisata jenis ini bisa melibatkan masyarakat, melalui kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang telah terbentuk di beberapa desa di Lamandau, sebagai pihak yang mengemas paket kunjungan itu.

Bukit Bolau di Tapinbini, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, Jumat (30/11/2017), dikelilingi awan di pagi hari."Kami sudah punya paket sendiri. Itu meliputi, trekking, rafting, adat budaya, homestay, termasuk penyambutan garung pantan itu," ujar Indra Yudi, Ketua Pokdarwis Tapinbini.

Lokasi ini bisa dijangkau empat jam perjalanan darat dari Pangkalan Bun, yang bandaranya telah terkoneksi ke Jakarta, Surabaya, dan Semarang secara reguler.

Bila selama ini, orang mengenal wisata ke kawasan ini untuk melihat orangutan di Tanjung Puting, desa-desa wisata di Lamandau dengan kekayaan alam dan budayanya, bisa jadi menu tambahan dalam berwisata yang menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun