Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pidato Jokowi Dinilai Kritik untuk Petinggi TNI yang Berpolitik Praktis

6 Oktober 2017   05:30 Diperbarui: 6 Oktober 2017   05:32 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo melakukan inspeksi pasukan saat peringatan HUT ke-72 Tentara Nasional Indonesia di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017). Peringatan HUT ini dimeriahkan latihan gabungan dengan menggunakan alutsista andalan dari masing-masing matra TNI, Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo melakukan inspeksi pasukan saat peringatan HUT ke-72 Tentara Nasional Indonesia di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017). Peringatan HUT ini dimeriahkan latihan gabungan dengan menggunakan alutsista andalan dari masing-masing matra TNI, Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOJAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura Dadang Rusdiana menilai pernyataan Presiden Joko Widodo terkait netralitas TNI saat pidato pada HUT ke-72 TNI merupakan kritik untuk petinggi TNI yang berpolitik praktis.

 Namun, Dadang enggan menyebut siapa petinggi TNI tersebut.

 "Tentu Pak Jokowi sedang mengkritik selama ini ada petinggi-petinggi yang melakukan langkah politik praktis yang kemudian melupakan fungsi dan peranan TNI," kata Dadang, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/10/2017).

 Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh anggota TNI yang hendak berpolitik praktis untuk mengundurkan diri.

Baca: Panglima TNI Yakinkan Presiden Jokowi soal Kesetiaan TNI

 Dadang mengatakan, TNI merupakan penjaga keutuhan negara yang dilengkapi dengan persenjataan lengkap.

Jika aparat TNI berpolitik praktis tanpa mengundurkan diri, dikhawatirkan merusak tatanan demokrasi yang telah terbangun.

 Politik TNI merupakan politik kebangsaan, bukan politik praktis yang berorientasi kekuasaan.

 "Oleh karena itu, saya kira kita harus menggarisbawahi pernyataan Pak Jokowi di hari TNI ini agar TNI tetap pada khithahnya sebagai yang menjaga negara. Politiknya kebangsaan, bukan politik praktis," lanjut dia.

 Presiden Joko Widodo meminta Tentara Nasional Indonesia untuk tidak terlibat dalam politik praktis. Jokowi menegaskan bahwa politik TNI adalah politik negara.

Baca: Jokowi Ingatkan TNI Untuk Setia kepada Pemerintahan yang Sah

 Pesan ini disampaikan Jokowi saat menjadi inspektur upacara dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017) pagi.

 Dalam amanatnya, ia menyampaikan pesan pahlawan nasional Jenderal Sudirman tentang politik TNI.

 "Saya ingat pesan Jenderal Sudirman tentang jati diri TNI yang saya yakin sangat relevan sampai sekarang. Bahwa politik tentara, politik negara, politik TNI adalah politik negara. Loyalitas TNI adalah loyalitas negara," ujar Jokowi.

 Jokowi berpesan kepada seluruh prajurit TNI untuk patuh dan tunduk hanya untuk kepentingan negara. Ia berpesan supaya TNI tak masuk ke kancah politik praktis.

 "TNI adalah milik nasional yang berada di atas semua golongan, yang tak terkotak-kotak dengan kepentingan politik yang sempit dan tak masuk ke kancah politik praktis. Yang selalu menjamin netralitas politik di NKRI ini," ujar Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun