Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertanyaan di Balik Penunjukan Putra Mahkota Arab Saudi

22 Juni 2017   07:00 Diperbarui: 22 Juni 2017   13:32 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden AS Donald Trump dan Wakil Putra Mahkota Arab Saudi yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Mohammed bin Salman berbicara kepada media di Oval Office, Gedung Putih, Washington DC, Selasa (14/3/2017).

Mohammed bin Salman dikenal sebagai seseorang yang emosional, populer di kalangan anak muda dan mengenyam pendidikan di Barat, kata Dina Y Sulaeman.

"Memang masih sangat muda, Pernah mengalami pendidikan di negara Barat. Memang dikenal sebagai orang yang impulsif, jadi emosional. Populer di kalangan anak muda di Saudi. Januari 2015, dia akhirnya diangkat sebagai menteri pertahanan."

2. Ketergantungan dari minyak

Sebagai ketua Dewan Ekonomi dan Pembangunan, Mohammed dipandang berhasil dalam menghasilkan konsep Vision 2030, seperti dikatakan pengamat Timur Tengah, Smith Al Hadar. "Dia memang berperan dalam menentukan visi Saudi tahun 2030. Diproyeksikan tahun 2030 itu Saudi telah melepaskan ketergantungannya pada minyak. Dan dia berada di balik itu."

Baca: Raja Salman Tunjuk Putra Mahkota Baru, Siapakah Dia?

Saat ini sebagian besar pemasukan negara ini masih berasal dari minyak, tetapi rendahnya harga minyak dan semakin berkurangnya cadangan dan pasokan, membuat negara ini mengubah kebijakan ekonomi untuk masa depan.

3. Masalah Qatar dan Yaman

Sebagai menteri pertahanan, Mohammed dipandang yang paling bertanggung jawab atas masalah yang dihadapi kerajaan ini terkait hubungan dengan Qatar dan Yaman.

Saat ini sebagian pihak memandang kebijakan Saudi terkait dengan Qatar, membuat negara itu dikucilkan pihak-pihak lain, baik oleh sesama negara Teluk, Amerika Serikat (AS) maupun PBB.

"Apa Saudi berpikir dengan menekan Qatar, itu nanti negara-negara besar yang selama ini berhubungan baik dengan Qatar akan menjauh, karena mereka akan memprioritas hubungan dengan Arab Saudi dibandingkan dengan dengan negara kecil seperti Qatar? Tetapi ternyata negara regional seperti Turki dan Iran itu ternyata berbalik dan mendukung Qatar," kata Smith Al Hadar.

Terkait dengan Yaman, pengamat Timur Tengah, Dina Y Sulaeman memandang usia Mohammed yang sangat muda tetapi sudah menduduki posisi strategis menjadi menteri pertahanan membuat Saudi menghadapi masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun