Berdasarkan pengamatan lapangan selama ini bahwa ketersediaan pakan alami secara berkesinambungan dan pengendalian faktor lingkungan secara penuh menjadi faktor penentu ketersedian phronima suppa secara memadai untuk mendukung peningkatan produksi udang windu dengan aplikasi phronima suppa.
Hal ini mengindikasikan bahwa phronima suppa telah dapat diproduksi secara berkesinambungan dengan pemberian kombinasi fitoplankton jenis Chlorella sp dan Chaetoceros sp. Hal ini membuka peluang diproduksinya phronima suppa sebagai pengganti Artemia salina untuk keperluan operasional panti pembenihan dan budidaya tambak.
Kehidupan phronima suppa sangat dipengaruhi oleh kualitas media. Hal ini sejalan dengan pernyataan Boyd dan Clay (1998) dan Odum (1971) bahwa kehidupan organisme perairan sangat dipengaruhi oleh faktor fisika dan kimia perairan.
Pendapatan
Biaya operasional pada tambak demplot budidaya udang windu aplikasi phronima suppa sebesar Rp 6.660.000 lebih tinggi dibandingkan dengan biaya operasional tambak pada siklus sebelumnya sebesar Rp. 3,150,000. Demikian pula dengan hasil analisis R/C-rasio tambak demplot aplikasi phronima suppa (3,80) lebih tinggi dibandingkan siklus sebelumnya tanpa aplikasi phronima suppa (1,73).
Inovasi budidaya udang windu dengan aplikasi pakan alami phronima dapat memberi manfaat banyak kepada pelaku usaha yang bergerak pada sektor perudangan. Pakan alami phronima terbukti menggenjot pertumbuhan udang windu sampai panen lebih dini.
Panen udang windu size kecil membawa pengaruh positif dibandingkan pola budidaya sebelumnya. Paling tidak siklus perputaran modal pembudidaya berjalan cepat, terhindar dari masalah kematian udang umur dini dan membuka peluang berkembangnya usaha panti -- panti pembenihan udang windu.Â
Teknologi budidaya udang windu berkelanjutan dengan mengaplikasikan pakan alami Phronima mulai dikembangkan dan diadopsi oleh pembudidaya di kecamatan Lanrisang. Demikian juga konsumen udang windu di Jepang sudah mengakui phronima sebagai pakan udang yang berkualitas dan ramah lingkungan. Maka tidak heran jika Jepang saat ini semakin meminati udang windu asal Pinrang khususnya dari kecamatan Lanrisang.
Keberhasilan oleh banyak pihak termasuk penyuluh perikanan dalam mengembangkan Phronima Suppa sebagai pakan alami dalam budidaya udang windu berkelanjutan menjadi tantangan dan kebanggaan kabupaten Pinrang di mata nasional dan internasioanl. Untuk itu diperlukan kerja keras dalam mendorong pembudidaya agar tetap mempertahankan komoditas udang windu sebagai salah satu komoditas unggulan di sektor perikanan budidaya kabupaten Pinrang.
Phronima suppa disarankan untuk dijadikan produk unggulan nasional untuk mendukung peningkatan daya saing produk udang windu nasional. Untuk itu diperlukan kebijakan nasional dan dukungan sektor swasta dalam pengembangan phronima Suppa.