Dalam kacamata kami orang kampung, yang menjadi intisari dari pelantikan Presiden dan Wapres hari ini ialah momen pidato kenegaraan Presiden Jokowi. Itulah yang kami dengar, terkait pikiran-pikiran maupun rencana Presiden dalam lima tahun yang akan datang.
Tapi itu sudah menjadi tugas saya dan beberapa teman yang sedikit paham untuk menjelaskan maksud pidato Presiden, lalu menyederhanakan dengan bahasa yang dapat mereka pahami.
Saya dan beberapa teman yang lain sangat antusias membagi pikiran dan bergilir menjelaskan maksud isi pidato Jokowi kepada mereka.
"Kamipun mulai masuk dalam diskusi-diskusi kecil. Sembari memberi penjelasan menggunakan bahasa yang gampang mereka cerna".
Dan dari lima poin penting isi pidato yang disampaikan Jokowi, ada satu yang menjadi perhatian mereka, ialah penyederhanaan regulasi.
Sebagaimana poin yang disoroti oleh Jokowi adalah penyederhanaan birokrasi. Jokowi mewanti-wanti para pejabat untuk bekerja dengan sungguh demi tercapainya pembangunan Indonesia.
Hal ini berangkat dari kesadaraan kami semua bahwa, di daerah saya saja untuk mengurus data kependudukan ataupun akta kelahiran ruwet dan ribetnya minta ampun.Â
Sementara dengan segala keterbatasan pengetahuan masyarakat yang ada, masyarakat menjadi bingung hingga enggan melakukan registrasi kependudukan.
Di akhir diskusi singkat tersebut, saya sendiri menjelaskan bahwa momentum pelantikan Presiden dan Wapres baru ini merupakan pesta kita, pesta rakyat. Penjelasan dan diskusi-diskusi tanya jawab ala kadarnya seperti ini kami lakukan agar mereka pulang tanpa kepala kosong.
"Dalam keterbatasan kongnitif tersebut, mereka optimis bahwa Jokowi dan Ma'aruf adalah dua sosok yang tepat dalam memimpin Indonesia lima tahun ke depan".