Mohon tunggu...
de Gegan
de Gegan Mohon Tunggu... Petani - LAbuan Bajo | Petani Rempah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis apa saja dari kampung. Agar dibaca oleh orang orang kampung lainnya, yang kebetulan berada di kota atau di sebelah lingkaran bumi ini.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

"Candela" Orang Kampung di Hari Pelantikan Jokowi-Ma'ruf

20 Oktober 2019   19:41 Diperbarui: 21 Oktober 2019   06:15 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H. Maruf Amin (Dok. Setneg)

Tulisan ini sengaja saya buat sebagai bentuk lain dari politik partisipatif dari kami orang kampung. Singkatnya cerita perjuangan orang-orang desa menyambut hari yang penuh sukacita; 20 Oktober 2019 ini.

Orang menyebut Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden sebagai "Pesta Rakyat". Dan  betul, terlepas dari esensi tersebut, orang-orang di desa saya semenjak siang tadi berkumpul dan atau sekadar kongkow bareng di Mbaru Gendang (rumah adat Manggarai). Dengan niat menonton seraya menyaksikan Pakdhe Jokowi dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia untuk yang ke-2 kalinya.

"Jam pisa mulai lantik dise tong ge nana?..(Acara pelantikan Jokowi-Maruf dimulai jam berapa?)" Pekik paman Anton, yang kental dengan logat Manggarainya.
"Ma'u hos kut mulaid tong ga amang..(iya, sebentar lagi akan dimulai, Paman).

Diskusi santai selesai nobar pelantikan Presiden dan Wapres| dokpri
Diskusi santai selesai nobar pelantikan Presiden dan Wapres| dokpri
Selain Paman Anton, beberapa di antaranya datang dari desa sebelah, oleh karena di rumahnya tidak punya TV. Entah dari siapa pula mereka mendapati informasi bahwa hari ini Pakdhe akan dilantik. Karena memang minim informasi. Mereka tinggal di daerah terisolasi.

"Dapat info lantik ho bo ga niamai amang? (Informasi pelantikan ini dapatnya dari siapa, Paman?)," tanyaku.
"Ae.. onemai anak koe so meseng nana (Dari anak sekolah dasar dikampung)," pungkasnya.

Sedikit saya bercerita, di desa mereka juga, rumah-rumah warga hampir semuanya belum dialiri listrik, maka untuk menonton TV harus ke desa saya atau ke desa tetangga dulu, yang yang jaraknya lumayan jauh.

Padahal Indonesia sudah 74 tahun merdeka. Tapi begitulah realitas sosial yang terjadi. Tidak adanya aliran listrik ini membuat mereka tak bisa menikmati kemajuan zaman, semisal menonton TV, memasak menggunakan rice cooker dan apalagi mengoperasikan komputer. Bersyukur saja di desa saya belum lama ini sudah dimasuki listrik.

Akibat dari aliran listrik yang tak kunjung ada ini, selama puluhan tahun warga terpaksa menerangi kediaman mereka di malam hari dengan lampu pelita, warga menggunakan minyak tanah yang di Manggarai- Flores yang harganya 12. 000 per liter.

Miris memang. Selain tak bisa menikmati fasilitas modern, ketiadaan listrik membuat anak-anak usia sekolah di sini tak bisa belajar dengan nyaman seperti kawan-kawan mereka di kota sana.

Selain tidak nyaman, susana gelap di malam hari sedikit kurang kondusif lantaran menjadi sasaran hewan buas yang datang merusaki permukiman warga. Hewan dari hutan datang di malam hari lalu masuk ke dalam dapur dan merusaki peralatan dapur. Dan merekapun kewalahan mengejar dalam kegelapan.

Pelantikan Jokowi dan Harapan Kami Orang Kampung
Suasana Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden baru periode 2019-2024 berlangsung khidmat dan selesai dengan lancar. Keseluruhan rangkaian acara pelantikan ini juga kami ikuti dari awal hingga akhir secara seksama.

Dalam kacamata kami orang kampung, yang menjadi intisari dari pelantikan Presiden dan Wapres hari ini ialah momen pidato kenegaraan Presiden Jokowi. Itulah yang kami dengar, terkait pikiran-pikiran maupun rencana Presiden dalam lima tahun yang akan datang.

Diskusi santai selesai nobar pelantikan Presiden dan Wapres| dokpri
Diskusi santai selesai nobar pelantikan Presiden dan Wapres| dokpri
Memang harus diakui, isi pidato kenegaraan Jokowi tak semua bisa terserap dengan baik ke dalam batok kepala saudara-saudara saya di sini, mengingat sebagian besar dari mereka ditimpa aura kongnitif yang sederhana. 

Tapi itu sudah menjadi tugas saya dan beberapa teman yang sedikit paham untuk menjelaskan maksud pidato Presiden, lalu menyederhanakan dengan bahasa yang dapat mereka pahami.

Saya dan beberapa teman yang lain sangat antusias membagi pikiran dan bergilir menjelaskan maksud isi pidato Jokowi kepada mereka.

"Kamipun mulai masuk dalam diskusi-diskusi kecil. Sembari memberi penjelasan menggunakan bahasa yang gampang mereka cerna".

Dan dari lima poin penting isi pidato yang disampaikan Jokowi, ada satu yang menjadi perhatian mereka, ialah penyederhanaan regulasi.

Sebagaimana poin yang disoroti oleh Jokowi adalah penyederhanaan birokrasi. Jokowi mewanti-wanti para pejabat untuk bekerja dengan sungguh demi tercapainya pembangunan Indonesia.

Hal ini berangkat dari kesadaraan kami semua bahwa, di daerah saya saja untuk mengurus data kependudukan ataupun akta kelahiran ruwet dan ribetnya minta ampun. 

Sementara dengan segala keterbatasan pengetahuan masyarakat yang ada, masyarakat menjadi bingung hingga enggan melakukan registrasi kependudukan.

Di akhir diskusi singkat tersebut, saya sendiri menjelaskan bahwa momentum pelantikan Presiden dan Wapres baru ini merupakan pesta kita, pesta rakyat. Penjelasan dan diskusi-diskusi tanya jawab ala kadarnya seperti ini kami lakukan agar mereka pulang tanpa kepala kosong.

"Dalam keterbatasan kongnitif tersebut, mereka optimis bahwa Jokowi dan Ma'aruf adalah dua sosok yang tepat dalam memimpin Indonesia lima tahun ke depan".

Lewat curhatan ini pula, saya bersama orang kampung lainnya, ingin menyampaikan ucapan selamat atas pelantikan Presiden Joko Widodo dan KH. Ma'ruf  Amin selaku Wakil Presiden. 

Semoga Bapak-bapak dirahmati kesehatan dalam memimpin negara yang besar ini. Akhir kata selamat bertugas. Salam kami dari pojok Indonesia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun