Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Pengalamanku 15 Tahun Membuka Toko Buku, Cukup Sampai di Situ

27 Mei 2023   15:24 Diperbarui: 29 Mei 2023   01:41 20026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tumpukan buku-buku bekas di sebuah toko buku bekas. Sumber: KOMPAS.id/PANDU WIYOGA

Harganya agak sedikit mahal, tapi masih sebanding dengan kepraktisannya. Lalu, semakin lama semakin menjadi. Sebagai toko buku, tentu saja saya harus menyediakan buku pelajaran sekolah. Itu adalah soal prinsip.

Tapi, buku pelajaran sekolah yang kusimpan, pada akhirnya hanya akan menjadi pajangan tak berarti. Tidak ada murid sekolah yang membelinya. Itu karena penerbit telah berhasil membuka jalan, langsung berjualan ke sekolah.

Lebih parahnya lagi, hampir setiap tahun kurikulum berganti. Buku pelajaran yang sudah kusimpan, hanya akan berakhir menjadi kertas biasa tanpa arti.

Stok Menumpuk

Sebagaimana sebuah usaha, kelengkapan produk menjadi daya tarik utama. Bukan hanya penjual buku saja, tetapi penerbit (supplier) juga menyadari. Dan, di sanalah pangkal masalahnya.

Berbicara mengenai buku maka jenisnya banyak. Persoalannya, tidak ada buku yang laku sepanjang masa. Jika waktunya sudah lewat, maka buku tersebut hanya akan teronggok di sudut ruang. Meskipun dengan label diskon 95% pun, ia masih enggan pergi.

Sementara syarat dan ketentuan yang diberikan oleh penerbit adalah minimum pembelian dengan paket lengkap. Jika tidak dipenuhi, jangan harap akan disupply. Thus, Namanya juga paket lengkap. Madu dan racun harus ditelan. Sebagian memang merupakan buku yang potensi laku keras, tetapi lebih banyak yang sudah pasti menunggu didiskon. Ini belum termasuk ketentuan minimum pembelian yang harus diambil.

Memang sih, sebagian penerbit memberlakukan sistim titip jual (konsinyasi), tetapi jangan harap itu adalah buku laku. Sebagian akan ditarik kembali lagi karena tidak laku.

Profit yang tergerus

Menjual buku tidak bisa serampangan. Sudah ada daftar harga nasional. Biasanya toko buku diberikan keuntungan sekitar 25-30%. Profit yang cukup wajar, mengingat biaya dan risiko yang harus ditanggung oleh pemiliki toko buku.

Sayangnya, tidak demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun