Bagi saya, pembeda itu sah saja. Sepanjang pemilik usahanya pede dan nyaman. Terkadang keunikan perlu disesuaikan. Tapi, jangan juga terlalu pede. Harus disesuaikan dengan siapa target pasar kita.
Dan yang paling penting, jangan sampai menimbulkan huru-hara sosial. Masih ingat Nasi Padang Babi? Jangan sampai terulang.
6. Gunakan Nama yang Bisa Bercerita
Bercerita bukan berarti merek dagang harus satu paragraf. Saya beri contoh; Sambel bu Rudy. Artinya pembuat sambel adalah bu Rudy. Lalu ada Kafe Bien's. Dalam bahasa Prancis Bien artinya bagus. Kebetulan saya kenal dengan pemiliknya, anak angkat saya, namanya Binna.
Ada juga yang menggunakan nama jalan, misalkan Toko Daan Mogot. Kalaupun lokasinya sudah berpindah tempat, tetap saja ada faktor sejarah bahwa bisnis tersebut dimulai dari jalan Daan Mogot.
Kesalahan dalam Pemberian Nama Usaha
Satu
Nama usaha itu penting. Tidak heran jika sekarang banyak konsultan yang berprofesi mencari nama usaha. Sah saja, sih. Meskipun menurut saya ini adalah kesalahan fatal. Saya memiliki prinsip, usaha adalah anak kandung yang dilahirkan. Menyerahkan pemberian nama kepada orang lain adalah hal yang kurang elok.
Dua
Sudah beberapa kali saya membentuk usaha perkongsian. Sebagian berhasil, sebagian gagal, sebagian lagi mati sebelum berkembang. Yang saya perhatikan, seringkali karena terlalu girang, nama usaha sudah diberikan sebelum usaha itu berjalan.
Buat saya pribadi, jangan jadikan nama merek sebagai prioritas utama. Utamakan dulu membereskan semua hal prinsip. Jika semuanya sudah mantap, baru menentukan nama. Dengan demikian, segala pertimbangan bisa termaktub dalam penjenamaan.
Tiga
Nama memang penting, tetapi usaha lebih penting. Keberhasilan atau kegagalan usaha bukan karena nama, tetapi disebabkan oleh kemahiran pemiliknya dalam mengelola. Bisnis yang bagus akan melahirkan nama yang harum. Sebaliknya, nama yang bagus, tidak memberikan jaminan bisnis yang menguntungkan.
Jadi, tidak salah kalau aku mengusulkan nama toko Eka Jaya, bukan?
**
Acek Rudy for Kompasiana