Lain lagi kisahnya dengan si A. Andaikan ia adalah penulis dan mendapatkan pendapatan tetap dari karya tulisnya, maka menulis itu bukanlah hobi bagi dirinya. Meskipun tentu, kesuksesannya juga dilandasi oleh passion.
Yang kedua, hobi dilakukan pada saat senggang. Artinya saat kita sedang serius bekerja, hobi sebaiknya dikesampingkan. Tapi, passion akan selalu berada dalam diri kita baik pada saat sedang sibuk ataupun santai.
Yang ketiga, hobi biasanya muncul karena faktor eksternal, seperti ikut-ikutan mencoba tren baru. Jika sudah bosan, maka hobi pun bisa berganti. Sementara ada hobi yang bisa bertahan cukup lama. Sudah dimulai sejak kecil dan masih bertahan hingga kini.
Jika menemukan "hobi" yang seperti itu, maka itu adalah passion. Kesenangan yang dilakukan oleh pilihan dan bukan karena ikut-ikutan, serta merupakan bagian dari karakter diri.
**
Kembali kepada pertanyaan istriku, "memangnya passion (hobi) bisa bikin seseorang menjadi sukses?"
Istri saya tentu khawatir dengan hobi si Reinhard. Tersebab di tengah-tengah jam kantor, ia masih berkutat dengan desainnya. Bagi istri saya, Reinhard seharusnya bisa melakukan sesuatu yang lebih berharga, seperti menghitung stok atau bertemu pelanggan. Ia khwatir jika hobi si Reinhard akan membuatnya kurang produktif.
Namun bagi saya, itu tidak terlalu masalah. Tersebab Reinhard hanya magang saja di perusahaan keluarga. Ia sementara menunggu panggilan kerja dari perusahaan di Singapura.
Dan dugaanku benar. Setelah istri saya menegur Reinhard, ia memperlihatkan curriculum vitaenya yang ia unggah di website. Selain latar belakang edukasi dan pengalaman kerja lainnya, hasil desainnya juga ia taruh di sana.
Istri saya pun terdiam.
Tapi, katakanlah jika si Reinhard hanya iseng-iseng saja dengan hobinya, apakah ia harus dilarang? Bagi saya tidak perlu.