Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kiamat ATM Sudah Dekat, Bagaimana Nasib Uang Kartal?

3 Agustus 2022   05:17 Diperbarui: 3 Agustus 2022   05:37 2077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyatanya saya mulai khwatir. Dalam perjalanan ke Australia, saya membawa dollar Australia yang cukup untuk belanja, ngopi dan juga makan. Kartu kredit sebisa mungkin tidak kugunakan, agar anggaran perjalanan bisa dengan jelas tertata.

Lalu apa yang terjadi? Duit dollar Aussie masih banyak tersisa, Kelly anak saya yang jadi cukong. Setidaknya ada lima tempat terpisah yang tidak menerima pembayaran tunai. Beberapa bahkan tidak mau menerima kartu kredit. Murni aplikasi.

Amsiong deh...

Apakah ini yang dimaksud sebagai kiamat ATM. Saya pun lanjut membaca tulisan yang pernah hinggap di gawaiku. Ada penjelasannya di sana.

Gubernur BI, Perry Warjiyo memberikan data terbaru mengenai transaksi keuangan per Mei 2022. (FEKDI, Bali). Transaksi uang elektronik tumbuh 35,25% year on year (yoy) atau sebesar 32 triliun rupiah, mengikuti pertumbuhan nilai transaksi digital banking yang juga tumbuh sebesar 20,82% (yoy). Nilainya menjadi 3,767,7 triliun rupiah.

Jadi, wajar saja jika jargon lebih baik ketinggalan dompet, daripada ketinggalan gadget.


Bagaimana dengan sistem pembayaran konvensional?

Nilai transaksi via ATM meningkat, tapi tidak signifikan. Hanya 5,43% (yoy). Begitu pula dengan peredaran uang kartal (kertas dan logam). Pada periode yang sama, Mei 2022 hanya tumbuh 8,97% (yoy). Untungnya nilai transaksi via ATM masih mencapai Rp.630,9 triliun.

Begitu juga dengan peredaran uang kartal. Jumlahnya masih masif, mencapai Rp.927,6 triliun. Syukur alhamdulilah, transaksi "nyata" masih lebih banyak dari transaksi uang digital.

Kendati demikian, para ahli meramalkan kiamat ini tidak dalam waktu dekat. Katanya sih, lima tahun mendatang. Mungkin pada saat itu, generasi penerus bangsa inilah yang telah berhasil melanjutkan perjuangan. Dan memang mereka adalah digital geek.

Bukannya tanpa alasan. Kejadian di Australia yang saya kisahkah di atas hanyalah salah satu contohnya. Dari sumber disebutkan jika metode cashless sudah berlangsung di Swedia sejak 2016. Konon untuk masuk toilet saja, kartu kredit atau debet lebih berharga dari koin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun