Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Berawal dari Bimoli, Pertempuran Dua Raksasa Minyak Goreng

14 Februari 2022   12:11 Diperbarui: 14 Februari 2022   12:28 369927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya, Eka mulai merambah ke bisnis minyak pada masa pendudukan Jepang. Ia berlayar ke Pulau Selayar untuk membeli kopra, bahan dasar untuk minyak.

Harga modal 3 rupiah per kaleng, keuntungan 5 rupiah sudah membayanginya di depan mata. Mana sangka jika Jepang memang kejam. Mereka memaksa Eka untuk menjualnya dengan harga 1 rupiah saja.

Buyarlah harapan Eka untuk mendapat cuan, lenyap juga modalnya. Eka pun menjadi "pemulung."

Sewaktu Belanda terusir, tentara Jepang membuang semua barang-barang bekas Belanda dari gudang. Eka kemudian memungut semuanya dan menjualnya kembali.

Duit hasil memulungnya, Eka gunakan untuk berternak babi. Setelah Jepang kalah, Eka lalu menjual peternakannya dan membuka pabrik roti, sirup, dan lemon.

Eka kembali menjadi pedagang kelontongan. Istilah kerennya, pedagang palugada. Pabrik roti, ia serahkan kepada adiknya.


Tahun 1950 adalah titik balik Eka. Saat itu ia dipertemukan dengan seorang perwira Angkatan Darat yang bernama Kapten Surario. Sang perwira ini membutuhkan bermacam-macam kebutuhan pokok untuk keperluan korpsnya.

Tapi, Kapten Surario belum punya uang. Usahanya kandas dimana-mana. Semua pedagang kelontongan hanya mau menjual tunai saja. Tapi, tidak untuk Eka.

Dengan lantangnya ia berseru, "saya percaya kepada tentara."

Keyakinannya itu membuahkan hasil. Sebulan kemudian, utangnya dibayar. Eka kemudian menjadi pemasok rutin bagi militer. Hubungannya dengan tentara mulai terbentuk.

Kapten Surario, sahabat Eka menjadi pimpinan salah satu perusahaan yang dinasionalisasi. Pada 1950an, pergaulan Eka semakin meluas ke sektor militer lainnya. Dari Sulawesi hingga Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun