Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Madam Ten Percent," Benarkah Semua Tudingan kepada Ibu Tien di Era Soeharto?

24 September 2021   15:30 Diperbarui: 24 September 2021   15:31 2362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: nobodycorpfound.wordpress.com

Tanggal 28 April 1996 adalah hari wafatnya Ibu Tien Soeharto. Kepergian Ibu Negara ini sungguh mengejutkan. Terjadi secara tiba-tiba, sehingga menimbulkan banyak spekulasi.

Ketika dua tahun kemudian Soeharto lengser dari jabatannya, banyak pula yang berbisik jika Soeharto telah kehilangan kesaktiannya setelah ditinggalkan Ibu Tien.

Semasa hidup, Ibu Tien Soeharto memang tidak bisa lepas dari sosok presiden Ke-2 RI ini. Disebut sebagai pembisik Soeharto hingga berjulukan Madam Ten Percent (Plesetan dari 10% upeti).

**

Jenderal (Purn) Roedini (almarhum) saat itu benar-benar tidak tahu untuk apa dirinya dipanggil panglima, Jenderal M. Yusuf. Betapa terkejut dirinya ketika tahu bahwa ia telah terpilih menjadi Kasad.

Di zaman orde baru, siapa pun tahu, "atas perintah presiden" menjadi jargon yang paling sakral. Lantas apakah dibalik "perintah" tersebut, ada keinginan Ibu Tien?

Letjen (Purn) Prabowo Subianto mengisahkan bahwa kabar rencana pergantian Kasad saat itu juga didengar oleh Ibu Tien. Ternyata, beliau memiliki jagoannya sendiri. Ia adalah Mayjen Dading Kalbuadi, yang menjabat sebagai Pangdam Udayana kala itu.

Keinginan tersebut disampaikan oleh Ibu Tien dalam sebuah acara makan malam di Cendana.

"[...] lha, sing apik iku, Pak Dading. Tinggi, gagah, dan ganteng. Cocok itu jadi Kasad," Pungkas Ibu Tien yang ditiru Prabowo.

Ternyata Pak Harto tidak menanggapi. Ia hanya senyum-senyum saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun