Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal Akiya, Rumah-rumah Kosong di Jepang yang Dibagikan Gratis

19 Juni 2021   12:55 Diperbarui: 19 Juni 2021   13:17 1769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Akiya, Rumah-rumah Kosong di Jepang yang Dibagikan Gratis (japantimes.co.jp)

Tapi, masalahnya belum tentu ada yang berminat. Rumah-rumah ini disebut dengan Akiya. Secara harafiah, artinya "Rumah Kosong." Tidak ada yang aneh.

Fenomena ini juga bukan merupakan sesuatu yang aneh di Jepang. Terlebih jika kita sudah paham situasinya.

Generasi muda Jepang mungkin tidak senaif Korea Selatan. Namun, masalahnya adalah jumlah mereka semakin sedikit. Menurut penelitian, dalam dua dekade terakhir, Jepang telah kehilangan 16 juta penduduknya.

Di samping itu, Jepang sendiri lebih banyak memiliki penduduk usia tua dalam populasinya. Masalah menjadi semakin lengkap ketika semakin banyak anak muda yang enggan berkeluarga.

Akiya adalah rumah warisan. Kebanyakan berada di daerah pinggiran atau pedesaan.

Dihuni oleh para jompo dan enggan dilirik oleh anak-anaknya yang sudah merantau. Belum lagi masalah pajak warisan dan pajak rumah yang cukup tinggi.

Ketika orang-orang tua tersebut pindah ke rumah jompo atau meninggal, jadilah Akiya. Bahkan ada juga beberapa yang memiliki kisah tragedi. Penghuninya mati dalam keadaan sendiri (kodokushi), atau bunuh diri karena depresi.

Stigma kepercayaan lokal menjadikan Akiya semakin tidak diminati. Orang Jepang masih percaya takhyul. Mereka enggan membeli rumah yang memiliki cerita seram.

Rumah yang menjadi lokasi bunuh diri, pembunuhan, kematian karena kesepian, atau yang sudah lama kosong dianggap membawa nasib sial bagi penghuni barunya.

Selain itu, pajak dan biaya renovasi juga tidak murah. Kemungkinan bisa sama dengan membeli rumah baru di perfektur yang sama.

Diperparah lagi, tidak ada agen properti yang berniat menjualnya. Harga rumah terlalu murah, komisinya kekecilan. Biaya administrasi dan pengurusan saja tidak cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun