Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Legenda Ratu Horor Indonesia, Suzzana dan Kehidupan Pribadi yang Penuh Misteri

22 Mei 2021   11:59 Diperbarui: 22 Mei 2021   12:15 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Legenda Ratu Horor Indonesia Suzzana, Kehidupan Pribadi yang Penuh Misteri (tribunnews)

Ia tewas dikeroyok sekelompok pemuda tak dikenal. Mereka menikam perut dan leher Arie, sehingga nyawanya tak bisa lagi diselamatkan.

Kejadian demi kejadian yang dialami oleh Suzzana membuat dirinya memutuskan untuk beristirahat dari dunia perfilman selama 4 tahun.

Hanya Ali Shahablah yang kemudian bisa merayu Suzzana untuk bermain film lagi, setelah ia menolak tawaran sebanyak 30 kali.

**

Pada Desember 1978, untuk pertama kalinya Suzzana menampilkan dirinya dalam konferensi pers untuk persiapan film Pulau Cinta. Dalam konferensi pers, Suzzana hadir bersama Ali Shahab, Robby Sugara, dan Nur Afni Octavia.

Ia tampil menawan dengan baju serba hitam dalam balutan kulit putihnya. Suzzana kemudian mengatakan suatu hal yang menggugah perasaan,

"Almarhum anak saya ingin saya main film lagi." Ujar Suzzana

Film Horor berikutnya yang ia perankan setelah Beranak Dalam Kubur, adalah Sundel Bolong yang legendaris (1981). Sukses menggetarkan penggemar film, sejak saat itu, Suzzana konsisten memainkan peran sebagai bintang film horor.

"Kebetulan masyarakat sepertinya lebih suka beliau main film horor," kata Clift kepada sumber (detik.com).

Suzzana menikah dengan Clift Sangra, lawan mainnya dalam film Sangkuriang di tahun 1983.

Di kala itu, Clift berusia 23 tahun lebih muda. Suzzana berusia 41 tahun, sementara Clift berusia 18 tahun. Mereka kemudian mengadopsi seorang anak yang diberi nama Rama Yohannes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun